Jumat, 16 Desember 2016

Cerita Anak Gunung yang Punya Cita - Cita Menggunung (part 1)

Saya memang bukan seorang yang terkenal atau siapun yang dikenal banyak orang. Catatan ini saya buat sebagai teman perjalanan saya mencapai apa yang saya cita citakan dari dulu hingga saat ini.

Saya tinggal di daerah pegunungan di bandung selatan, pangalengan lebih tepatnya. Daerah ini memiliki cuaca yang masih sejuk dengan pemandangan masih enak di pandang. Sawah sawah masih berpetak petak membentuk terasering, di arah lain terlihat perkebunan teh yang terhampar luas dan terlihat pula berjejer gunung di arah lainnya dikenal dengan sebutan gunung tilu (baca : gunungnya ada 3 ).

Jika dilihat daerah ini masih sepi jika dibandingkan dengan daerah lain di bandung selatan. Sebut saja daerah ciwidey yang terkenal dengan wisata alam kawah putihnya dan wisata buatan lain yang kini sedang banyak dikunjungi.

Sebetulnya pangalengan memiliki potensi besar sebagai daerah wisata, seperti halnya daerah ciwidey. Salah satunya situ cisanti yang kini banyak dikunjungi wisatawan, titik nol sungai citarum yang memang memiliki pemandangan yang indah untuk sesi foto apalagi jika dilakukan saat pagi atau menjelang matahari tenggelam. Refleksi objek di situ cisanti terlihat sangat indah saat terkena sinar matahari.

Sumber foto : google.com


Selain itu ada lagi wisata budaya Rumah adat cikondang,  Terletak di desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung tepat dekat saya tinggal. Rumah adat ini memang berbeda dari rumah lain yang ada, masih memegang erat nilai nilai leluhur. Di rumah ini tidak ada aliran listrik yang dipakai,  untuk penerangan saja menggunakan cempor (seperti obor ) alat makan dan minum pun menggunakan alat yang masih tradisional seperti mug yang terbuat dari bambu.
Kunjungannya pun tidak bisa sembarangan, jika ingin berkunjung hari yang diizinkan untuk berkunjung adalah setiap hari senin, rabu, kamis dan minggu.



Sumber foto : google.com

Tidak seperti kampung naga yang sudah banyak dikunjungi wisatawan, kampung ini masih jarang dikunjungi. Namun ramai dikunjungi  pada saat ada acara acara tertentu saja seperti acara tahun baru islam ( 1 Muharam) yang memang banyak dikunjungi oleh wisatawan terutama media massa yang datang untuk meliput.

Saya pun ingin ambil bagian dalam mempromosikan daerah pangalengan menjadi salah satu daerah tujuan wisata. Pernah atau bahkan saya bercerita sambil sedikit bercanda kepada teman dan orang tua bahwa cita cita saya ingin melihat pangalengan macet 😀😁. Tentu macet karna satu alasan yang jelas, bukan macet karna masalah lalu lintas tapi karna banyak nya arus kendaraan yang melintas ke daerah ini untuk berwisata. Kini saya mulai bisa lihat, setiap akhir pekan banyak mobil pribadi maupun kendaraan bermotor yang datang ke daerah pangalengan. Dengan ini berarti arus kendaraan mulai padat dan kemungkinan arus perputaran uang sedang terjadi disana.
Namun sayang, fasilitas penunjang masih belun banyak seperti hotel/tempat penginapan, rumah makan/restoran dan tempat menjual oleh oleh. Untuk rumah makan memang sudah ada beberapa yang dibuat tapi sayangnya masih sepi pengunjung. Tidak seperti derah lembang sana yang sudah sangat padat dengan fasilitas penunjang wisata.

Sayapun kini memberanikan diri membuka kedai makanan, bisa dibilang masih sangat sepi pengunjung seperti halnya rumah makan lainnya yang mungkin hanya ramai saat akhir pekan atau saat hari libur. Langkah kecil ini saya ambil berharap dapat menjadi awal saya melangkah lebih jauh kedepan. Menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah pangalengan. Meski memang langkah saya masih sangat awal tapi gambaran tentang wisata pangalengan yang terus bergerak maju sudah ada dalam bayangan.

Saya hanya bisa berjuang melalui bidang kuliner yang saya bisa. Dan itu sedang saya perjuangkan saat ini untuk pangalengan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar