Minggu, 26 April 2020

Sebuah Catatan Agar Engkau Siap Menikah Tahun Ini

I. Assalamualaikum shalihah

 Assalamualaikum shalihah, apa kabarnya ? masih sibuk mengejar cita cita ? boleh saja, tapi harus diingat ya target menikah mau kapan terlaksana.
Memang banyak hal yang menjadi kendala seorang muslimah tertunda berumah tangga. ada yang memang masih ingin menikmati masa kesendiriannya, ada yang ingin menyenangkan hati orang tua dan lain sebagainya.

Menikah itu merupakan sunnah nabi, maka siapa yang mengikuti sunnah nabi maka termasuk umat beliau.
ada juga sebuah hadist yang menyebutkan bahwa, menikah itu setengah dari tiang nya agama. maka hai para muslimah yuk targetkan dan siapkan diri untuk menikah.
Jodoh memang di tangan Allah SWT, tapi kita wajib berikhtiar semampu kita.


II. Siapkan diri menjadi istri

Banyak cara yang bisa dilakukan para muslimah untuk menyiapkan dirinya menjadi seorang istri, diantaranya adalah

a. Luruskan niat menikah



    Menikah adalah ibadah terlama yang dilakukan, maka kita harus benar benar siap melaksanakannya. menikah tah hanya menyatukan mempelai pria dan wanita saja tetapi menyatukan dua keluarga. Gelombang masalah ajan banyak di hadapai saat berumah tangga nanti, maka ilmu berumah tangga harus dikuasi minimal kita tahu apa hak dan kewajiban seorang suami dan seorang istri. Luruskan niat menikah sebagai ibadah jadikan menikah dan berumah tangga sebagai jalan kita menggapai ridhoNya, menjadi jalan kita para istri untuk sampai ke Surga.

b. Siapkan mental dan fisik

     Anjuran pemerintah jika akan menikah, pasangan calon pengantin harus melakukan sejumlah pemeriksaan fisik, terutama untuk calon mempelai perempuan. hal ini dimaksudkan agar kesiapan fisik calon pengantin menjadi prioritas utama sehingga diketahui dan di obati di awal jika calon pengantin memilik satu riwayat penyakit tetentu.

Kesiapan mental mengahadapi pernikahan dan mengarungi ibadah rumah tangga juga sangat penting dimiliki. Tak jarang ada beberapa pernikahan yang bertahan hanya dalam kurun beberapa tahun saja. Kalau mau mencari tahu bagaimana ilmu berumahtangga mininal bertanya ke orang tua kita sendiri. Mereka pasti akan memberikan nasihat bagaimana agar kita bisa bertahan dan terus melangkah bersama pasangan kita dalan menghadapi pasang surut kehidupan.

c. Siapkan pengetahuan berumah tangga

Berumahtangga ada seni dan ada ilmunya. Hal mendasar  yang harus di pahami agar dalam menjalani ibadah sepanjang usia ini tetap harmonis menurut saya adalah mengetahui karakter dan sifat pasangan. Karakter dan sifat pasangan ini jelas berbeda antara istri dan suami, baik dalam hal cara berkomunikasi, cara melayani satu sama lain, cara bekerja dan lain sebagainya. Komunikasi antara suami dan istri harus dibangun dengan baik, banyak cara yang yang bisa dilakukan diantaranya

1. Sekali jangan terlalu serius dalam membahas sesuatu, ngobrol hal yang selalu serius bisa mengakibatkan salah satu pasangan jenuh

2. Luangkan waktu sebelum tidur (pillow tak), lakukan selama minimal 10 - 20 menit

3. Luangkan waktu berdua di luar rumah
bisa saat akhir pekan ngobrol berdua di luar rumah bisa sebagai acara refreshing bersama.

Membangun komunikasi efektif memang tidak mudah, apalagi jika suami pulang kerja malam dan tidak bisa diajak bicara.  Berikan senyuman pada saat sampai ke rumah, tanyakan bagaimana pekerjaan hari ini dan sajikan minuman kesukaan suami, hal itu bisa dijadikan sebagai awal percakapan yang baik dengan suami

d. Manajemen Keuangan rumah tangga

Seorang Muslimah pada saat masih sendiri terbiasa mengatur keuangan dengan baik maka saat berumahtangga nanti tidak akan merasa beban saat mengatur keuangan keluarga.

Mengatur keuangan rumah tangga memang tidak mudah, intinya sebagai seorang istri harus tahu pos - pos keuangan apa saja yang harus diisi dan disiapkan.
Berdasarkan pengalaman pribadi, berikut beberapa pos keuangan yang saya siapkan :

1. Kebutuhan harian/ bulanan

 Kebutuhan harian/bulanan ini mencakup semua kebutuhan dari mulai perdapuran, anggaran listrik dan air, cicilan kendaran dll.

2. Sedekah

Ini jadi poin penting kedua karena kita dianjurkan untuk mengeluarkan sekedah di saat lapang dan sempit. Sedekah akan membuka jalan rezeki, melindungi dari segala marabahaya dan tentunya akan medapatkan ketenangan dalam jiwa karena bisa membantu sesama.

3. Tabungan jangka pendek

Menyimpan tabungan jangka pendek bisa di lakukan di Bank ataupun di rumah tergantung pilihan masing masing pasangan. Tabungan jangka pendek ini nantinya bisa digunakan untuk membeli suatu barang/ pelengkapan rumah yang dibutuhkan.

4. Tabungan jangka panjang

Tabungan jangka panjang nantinya bisa digunakan untuk anggaran ibadah haji/umroh, membangun rumah dll.

5. Anggaran Biaya pendidikan anak

Biaya pendidikan saat ini memang tidak murah, apalagi untuk sekolah bertaraf internasional. Sebagai contoh, saya saja untuk biaya pendidikan anak masuk TK sudah mulai dianggarkan dari sekarang padahal anak baru berusia 1 tahun. Kita tidak pernah tahu bagaimana kondisi keuangan nanti saat anak masuk sekolah, maka baiknya direncanakan dan dianggarkan dari jauh jauh hari.

6. Anggaran kesehatan

Anggaran kesehatan bisa disatukan dengan anggran tak terduga. Memiliki asuransi kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah bisa menjadi pilihan, jika tidak ikut program pemerintah usahakan sisihkan minimal 5 - 10 % dari nggaran biaya bulanan.

7. Anggaran hiburan

Anggaran hiburan juga tak kalah pentingnya. Kita sudah lelah bekerja selama 8 jam/ hari, 6 hari dalam seminggu pastilah butuh hiburan untuk merenggangkan otot dan otak.


III. Bangga menjadi seorang Ibu

Tujuan menikah salah satunya adalah mendapatkan keturunan. Kado terindah bagi sepasang suami istri yang sudah di percaya menjadi orang tua. Apalagi seorang istri yang dengan kodratnya sebagai perempuan diberikan tempat untuk menjaga dan mengandung seorang anak dalam rahimnya.

Cita cita memiliki anak soleh/solehah dimulai dari persiapan sang ibu itu sendiri. Seorang ibu saat mengandung harus menyiapkan dirinya untuk beribadah semaksimal mungkin, melakukan hal - hal yang positif, produktif, menjaga diri dari hal -  hal yang tidak baik. karena janin akan merasakan dan merekam apa yang diperbuat sang ibu selama masa kehamilan.
Mengandung selama 9 bulan, kemudian melahirkan seorang anak pastilah membuat sang ibu bangga. Perjuangan antara hidup dan mati dilakukan untuk melahirkan generasi baru dan terbaik dari generasi sebelumnya.

Perjuangan ibu belum selesai, masih ada perjuangan lainnya yaitu menyusui sang buah hati selama 24 bulan. Hal ini juga merupakan keitimewaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada para perempuan.
Menyusui merupakan cara sang ibu dan anak memperkuat ikatan batin, maka jangan lewatkan proses dan masa menyusui. ikhtiarkan sebisa mungkin, seperti yang dijelaskan dalam Al Qur'an surat Al- Baqarah : 233
" para ibu hendaklah menyusukan anak - anaknya selama dua tahun penuh. Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan, dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara makruf..."


IV. Mertua dan menantu

Mertua yang merupakan orang tua dari suami harus tetap dihomati sebagaimana kita menghormati kedua orang tua kita sendiri. Banyak cerita di masyarakat kita bahwa mertua ada yang tidak sepaham atau sependapat dengan menantu sehingga menimbulkan masalah.

Mencegah hal tersebut, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan menantu untuk menjaga hubungan baik dengan mertua :

a. Bangun komunikasi yang baik, jika rumah kita jauh dari mertua minimal telpon untuk menanyakan kabar

b. Kirim makanan kesukaan mertua, cari tahu apa makanan yang disukai dan usahakan masak sendiri

c. jaga hubungan baik, kunjungi mertua saat moment spesial misal saat ulang tahun mertua

d. Ritinkan bersilaturahmi, luangkan waktu untuk mengunjungi mertua  bisa saat cuti bekerja agar mertua tidak merasa kesepian.


V. Membangun surga di dalam rumah

Keharmonisan hubungan suami dan istri bisa memberikan ketengan hidup berumahtangga. Suami yang bertugas melindungi dan menafkahi keluarga (istri dan anak - anak) dengan rezeki yang halal dan dengan cara yang halal. sedangkan istri bertugas melayani suami, mengikuti perintah suami, dan menjaga diri serta harta suami saat suami tidak ada di rumah.

Suami dan istri haruslah saling melengkapi satu sama lain, saling mengingatkan dalam hal kebaikan dan saling menegur jika ada yang salah.

Melakukan ibadah bersama, dan bekerjasama membangun ketenangan serta ketetraman di dalam rumah, sehingga suami, istri dan anak anak akan betah di rumah.

Membangun surga di dalam rumah akan tercapai jika semua pihak saling memerankan perannya dengan baik.