Kamis, 29 Desember 2016

Kalau Bisa Sukses di Usia Muda, Kenapa Harus Menunggu Tua ?


“Kalau bisa sukses di usia muda kenapa harus menunggu tua ?” itulah kalimat penyemangat milik Billy Boen yang selalu menyemangati saya dikala sedang down. Semangat yang kadang kala naik dan turun bisa menghinggapi kita kapanpun baik dalam menjalani proses menyelesaikan sekolah, proses menyelesaikan draft skripsi yang tak kunjung selesai (ini pengalaman saya pribadi ) hingga proses membangun usaha sendiri.

Kemarin tepatnya tanggal 28 Desember 2016,  untuk terus menjaga semangat dan menambah semangat saya dalam merintis usaha saya mengikuti sebuah acara sosialisasi mengenai Wirausaha Muda Mandiri 2016 (WMM 2016) yang diadakan di Gedung Eduplex. Acara dimulai dari pukul 10.00 WIB namun saya telat datang, saya tiba disana baru sekitar pukul 10.30, itupun beruntung karena saya “memaksa” adik saya untuk menemani ke acara tersebut perjalanan pun tidak memakan waktu lama.


Di dalam gedung Eduplex rupanya banyak tempat yang disediakan untuk siapa saja yang ingin menyewa ruangan. Tempat ini semacam coworking space, jadi memudahkan untuk pekerja yang tidak memiliki kantor bisa berinteraksi atau berdiskusi di tempat ini. Acara sosialisasi WMM 2016 berada di lantai 4, begitu sampai disana para peserta sosialisasi antri untuk registrasi dan beruntung acara yang sudah dimulai tersebut masih bisa saya ikuti.

Yang membuat saya ingin mengikuti acara tersebut selain karna memang kompetisi WMM 2016 ini sangat populer dan bisa dibilang menjadi wadah terbesar dalam hal memfasilitasi para pengusaha muda khususnya untuk mengembangkan usahanya, para pembica yang hadir saat itu juga sungguh membuat saya ingin menimba ilmu langsung dari ahlinya.

Para pembicara yang datang saat sosialisasi WMM 2016 adalah Jody Janitra, Owner Bober Café sekaligus ketua HIPMI JABAR, Titin Agustina, Juara 1 WMM 2012 kategori wirausaha social dan Fery Hasan Juara 1 WMM 2012 kategori wirausaha boga.

Materi pertama dijelaskan oleh Mba Diah selaku pihak dari Bank Mandiri yang memaparkan bagaimana proses mengikuti kompetisi WMM 2016  mulai dari proses pendaftaran, proses melengkapi dokumen dan persyaratan, proses seleksi, hingga proses presentasi di depan para dewan juri. Diceritakan pula pengalaman para pemenang kompetisi WMM tahun tahun sebelumnya.

Berlanjut ke pembicara kedua kang Fery Hasan, memaparkan bagaimana proses yang beliau lalui saat mengikuti kompetisi WMM tahun 2012 silam. Bebek Udig adalah produk yang ia ikut sertakan dalam kompetisi ini, saat itu memang olahan bebek belum sebanyak sekarang dan saat mengikuti kompetisi WMM usaha bebek udig memang sudah berjalan. Kompetitor kang fery saat mengikuti kompetisi ini adalah Lapis Talas Bogor Sangkuriang, kang fery menuturkan bahwa saat itu omset bebek udig baru 200 juta namun omset Lapis Talas Sangkuringan sudah berkali kali lipat hampir mencapai 1 M. Namun jangan takut katanya, kompetisi WMM ini tidak dilihat dari sekedar omset yang sudah kita capai tapi dilihat juga dari berbagai faktor diantaranya adalah kita harus mengerti proses bisnis yang dijalani. Maksudnya kita harus tahu bagaiaman proses awal kita mendapatkan bahan baku, proses mengolah hingga menjual. Detail bisnis yang kita jalani pun harus kita explore dihadapan para dewan juri agar mendapatkan poin plus. Panjang lebar beliau menjelaskan tentang bisnis nya, Kang Fery pun memberikan beberapa tips dalam menjalankan bisnis, jika dalam bisnis yang sedang kita jalani mendapatkan berbagai masalah terutama misalnya management dan keuangan, tidak ada salahnya untuk menghentikan sejenak usaha kita karna kita perlu mengevaluasi apa yang salah. Bebek udig pun sudah 1 tahun mengalami fakum, karna ada masalah dalam hal management tutur kang fery, dan beliau pun sedang menggarap proyek lain yaitu Halto Food (Halalan Toyiban Food) sambil sedang memebenahi system management di bebek udig.

Mba Titin Agustina (Tina) yang juga menjuarai kompetisi WMM 2012 memberikan pengalamannya saat mengikuti kompetisi ini. Yang beliau lakukan adalah melatih para narapidana khususnya perempuan di lapas daerah Arcamanik untuk membuat home made textile interior dari kain perca dengan nama brand KRAVITI. Ide sosialnya membuat beliau menjuarai posisi 1 bidang wirausaha sosial. Selain itu beberapa bisnis kini dijalankan seperti menerima pemesanan tas untuk acara seminar dengan merk SAKKUZAKKU dan juga membuat bisnis bidang pakaian ready to wear dengan mengangkat potensi kain sarung dari Majalaya dengan brand KENANGAN MANIS.

Adapun beberapa keuntungan yang mba Tina dapatkan setelah mengikuti dan menjuarai kompetisi ini adalah diantaranya
1. Pameran di luar negeri 2 kali, ini tergantung dari apa jenis produk yang kita buat
2. Publikais media
3. Hadiah utama berupa uang tunai
4. Grant berupa project capital
5. Mentor professional yang sesuai dengan bidang usaha
6. Networking semakin luas
7. Mandiri incubator
8. Link Investor terbuka lebar

Selepas mendengarkan dua pembicara yang memenangkan kompetisi WMM, saatnya mendengarkan pengalaman dan ilmu langsung dari pemilik café yang cukup terkenal di kota Bandung yaitu kang Jody Janitra. Kang jody ternyata berada di lingkungan keluarga yang memiliki jiwa enterepreneur, jika kita menemukan cookies di supermarket dengan harga sekitar Rp 80.000/toples itu adalah usaha cookies milik orang tua kang Jody J & C Cookies merknya. Di sesi awal kang jody menceritakan bagaimana perjuangan kedua orang tua dalam merintis usaha yang kini sudah sangat dikenal luas di Bandung hingga ke luar negeri.

Tahun 90 an, ayah kang Jody pensiun dini dari pekerjaannya dan memutuskan untuk berjualan. Jualannyapun belum memiliki tempat, beliau (ayah) berdagang di kaki lima. Tahun 1996 kemudian membuka usaha bakery “Joyci bakery” dengan modal awal sekitar 2 juta. Saat itu usaha yang sedang dijalankan belum memiliki karyawan, hanya dengan bantuan anak dan istri usaha bakery ini bisa berjalan. Tahun 1998 dari bisnis bakery, orang tua kang jody akhirnya memilih fokus di usaha cookies yang saat itu belum dilirik banyak orang. Kemudian tahun 2003 merk Joyci berubah menjadi J & C cookies. Tergambar sudah bagaimana ternyata merintis usaha itu tidak mudah, terbukti dengan pengalaman J & C Cookies yang membutuhkan waktu hampir 19 tahun untuk membesarkan dan mengembangkan usaha.


Bober café, sekarang memang banyak orang tahu dan banyak yang sudah berkunjung kesana. Tapi mungkin banyak yang tidak tahu seperti saya pribadi bagaimana naik turunnya menjalankan usaha sebelum akhirnya kang jody sendiri yang membagi pengalamannya di acara kemarin.

Berawal karena di drop out dari kampusnya tahun 2004 kang Jody tidak diberi lagi uang jajan dari kedua orang tuanya. Kedua orang tua kang jody pun memberikan tiga pilihan bekerja di J & C Cookies, bekerja di orang lain atau punya usaha sendiri dan akhirnya pilihan punya usaha sendirilah dipilih oleh kang Jody. Menurutnya, karna hobi main kartu saat kuliah lah yang memberikannya ide untuk membuka usaha café. Karna dengan memiliki café, dia bisa menghabiskan waktu bersama teman temannya sambil mencari uang saku. Saat itu di Bober café baru memiliki 2 orang karyawan dengan modal awal sekitar 4 jutaan. Naik dan turunnya usaha sangat dinikmati oleh kang jody, karena memang dengan memiliki background pendididkan hospitality tak susah untuk mengembangkan bisnis ini. Follow your passion itu kata kata yang saya ingat dari kang jody, ikuti kesenangan kamu saat menjalankan bisnis karena jika kamu senang dengan bisnis yang kamu jalani apapun rintangannya akan kamu hadapi. Selain itu kang jody pun membagi kunci bisnis nya agar tetap eksis hingga sekarang yaitu differensiasi (berbeda dari bisnis yang sudah ada), selalu kolaborasi, dan cari yang unik dan memenuhi keinginan pasar.

Tambahan baterai semangat mulai terisi kembali, terima kasih untuk para pembicara semoga saja suatu saat bisa berbagi pengalaman lagi. Untuk yang ingin mengikuti kompetisis WMM 2016 silahkan buka website www.wirausahamandiri.co.id pendaftaran diperpanjang hingga 15 januari 2017. Yuk kalo bisa sukses diusia muda kenapa harus menunggu tua.


Minggu, 25 Desember 2016

Kuliah Subuh di Kota Hujan

Sekitar bulan ramadhan 2016 kemarin, saya yang masih bekerja di sebuah toko kue tiba - tiba mendapat whatapps dari bibi. Isi dari pesan itu kira - kira begini.

" Teh, apa kabar ? Paman (suami bibi) nanyain teteh kapan mau main ke bogor?"

Lalu saya menjawab " nanti aja bi, kalau saya libur panjang atau pas sudah beres bulan puasa, sekarang ga bisa di toko lagi sibuk."

Whatapps balasan pun berlanjut
" kalau bisa sekarang - sekarang teh, biasanya paman kalo nyuruh main ke bogor berarti ada yang mau diobrolin dan biasanya jarang nyuruh kalo ga penting - penting banget. Lebih baik dalam waktu dekat sebelum bulan puasa beres, nunggu lebaran terlalu lama kan nanti mau mudik ke mojokerto. "

Lama saya membaca balasan jawaban dari bibi, apakah gerangan yang membuat beliau menyuruh saya untuk ke kerumahnya ataukah ada hal yang membuat beliau tersinggung ?. Saya masih bingung dan saya pun memita libur kerja untuk pergi ke bogor.

Sampai di rumah, saya meminta izin pada orang tua untuk pergi ke bogor. Orang tua saya pun heran mengapa paman menyuruh saya untuk kerumahnya karna biasanya saya ke bogor untuk liburan bersama keluarga. Saya pun belum bisa menjelaskan apa alasannya, mungkin setelah disana saya dapat menyimpulkan apa maksud dari undangan dadakan tersebut.

Keesokan harinya saya pulang kerja lebih cepat dari biasanya. Tepat pukul 14.00 wib saya bersiap berangkat ditemani adik saya menuju terminal bis Leuwi Panjang. Perjalanan sekitar 5 jam dari Bandung menuju bogor, bis melaju cukup lancar karna melalui jalan tol. Alhamdullilah diperjalanan pun nyaman karna pak supir memacu bis dengan hati - hati dan saya pun langsung tertidur pulas selama diperjalanan.

Pukul 20.30 wib pesan kembali masuk melalui WA, bibi bertanya sudah sampai mana dan jika sudah masuk jalan baru beri kabar agar nanti dijemput.

Udara kota Bogor di malam hari ternyata sama panasnya dengan Bogor di siang hari. Sekitar pukul 21.00 lewat saya dan adik sudah turun dari bis dan menunggu untuk dijemput. Tak lama berselang bibi datang, lama sekali rasanya saya tak bertemu bibi sekalinya pun bertemu saat ada acara seperti acara arisan keluarga.

Bibi menyambut saya dengan senyuman hangat tapi saya belum membalasnya karena belum sepenuhnya pulih dari sisa tidur di perjalanan. Sekitar 15 menit akhirnya saya tiba di rumah beliau,rasa kantuk masih menyelimuti mugkin jika saya bercermin mata saya hanya terlihat segaris ( karna memang sudah sipit).

Beres menyimpan barang dan berganti pakaian, saya langsung disuguhi makan malam. Makan malam yang kemaleman karna jam sudah menunjukan pukul 22.00 wib sambil menyantap makan malam bibi mengajak ngobrol bagaimana keadaan orang tua di rumah, bagaimana rencana adik setelah lulus sekolah dan hal lainnya.

Suara mobil pun terdengar memasuki garasi rumah. Rupanya paman sudah pulang dari pabrik, begitu membuka pintu rumah saya langsung bersalaman dan menanyakan kabar beliau, senyum hangat pun terukir di wajah beliau.

" Silahkan istirahat Zhie, sudah makan ?" Itu kalimat singkat yang mengawali kembali pertemuan saya dengan beliau.
Bibi pun sama , menyuruh saya dan adik untuk segera beristirahat karna bibi tahu perjalan panjang saya dari Banjaran - Bogor pasti terasa sangat melelahkan ditambah lagi saat bulan puasa.

Istirahat selama 5 jam rupanya belum memulihkan lelah saya. Jam 3 harus sudah bangun dan bersiap untuk santap sahur. Setengah jam berlalu, saya pun membereskan sisa makanan tapi paman belum nampak bangun untuk sahur. Menurut bibi paman termasuk orang yang simple, untuk menu sahur saja beliau cukup menyantap potongan buah - buahan dan sudah mulai mengurangi porsi nasi/karbohidrat makanya beliau bangun biasanya sekitar 15 menit sebelum waktu imsyak. Beliau sudah menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga asupan makanan yang dikonsumsi. Saya sendiri masih belum bisa menerapkan pola mengurangi porsi karbohidrat, badan saya memang kecil tapi tak tahu mengapa porsi makan saya terbilang cukup besar jika dibandingkan dengan saudara saudara saya yang memiliki tubuh berisi 😀.

Selepas sholat subuh, paman yang pulang sholat berjamaah di mesjid langsung duduk menonton berita, bukan berita bahasa indonesia melainkan berita bahasa mandarin tanpa translate. Sepertinya kemampuan bahasa asing paman sudah bertambah, saya sempat mendengar beberapa waktu lalu beliau terbang ke beberapa negara di Eropa bahkan ke Amerika untuk melihat pameran mobil sebagai study banding di pabriknya. Lawatan ke Amerika menurut bibi atas undangan rekan kerjanya.

Satu pelajaran pertama yang saya dapatkan tanpa sengaja, perbanyak networking dan tambah kemampuan bahasa asing maka perjalananmu ke luar negri bahkan ke belahan bumi manapun akan terasa sangat mudah dan ringan.

Tak menunggu lama, saya pun dipanggil paman untuk berbincang dan perbincangan singkat yang mengubah mindset serta menambah semangat saya pun dimulai.

Perbincangan singkat kala itu diawali dengan rentetan pertanyaan beliau pada saya.
" Zhie, sekarang kamu kerja dimana? "
Saya pun menjawab, saya kerja bersama teman smk saya yang jurusan tata boga. Lalu saya pun menceritakan apa yang saya lakukan selama 2 tahun terakhir ini saat bekerja di toko kue, bagaimana naik dan turunnya orderan, merasakan massa dimana tidak ada pengunjung yang datang hingga orderan full saat bulan Ramadhan.

Pertanyaan pun berlanjut, "sebelum di tempat yang sekarang kamu pernah bekerja dimana saja?"

Saya pun membeberkan dimana saja saya pernah bekerja.
1. Begitu lulus kuliah saya bekerja sebagai guru honorer di salah satu smk swasta jurusan tata boga kurang lebih selama 1 tahun ajaran, lokasinya masih di daerah tempat saya tinggal.
2. Saya bekerja di sebuah katering industri di Karawang selama 6 bulan.
3. Saya bekerja di konsultan katering selama 1 tahun di Bandung.

" Kerjanya ngapain aja zhie di tempat - tempat itu? " taya beliau serius. Saya pun menjelaskan job desk dari masing - masing pekerjaan saya dulu. Bagaimana menjadi seorang guru, mempersiapkan planning pembelajaran setiap harinya, menjadi seorang menu planner di katering industri, menyiapakan dan memantau menu untuk makan karyawan di setiap perusahaan yang jumlah porsi setiap harinya kadang mencapai 2.000 porsi, hingga menjadi assisten konsultan katering, menyiapkan surat -surat, menawarkan jasa konsultasi ke berbagai instansi seperti boarding school, rumah sakit, hingga ke perusahaan pertambangan minyak.
Paman pun dengan seksama mendengarkan cerita saya.

"Alasan kamu keluar dari ketiga tempat itu apa ?" Dan saya pun menjelaskan alasan - alasan saya mengapa saya keluar dari ketiga tepat itu, yang rata - rata hanya bertahan selama 6 bulan sampai 1 tahun saja.

Setelah hampir setengah jam saya bercerita panjang lebar, barulah beliau mengeluarkan petuah petuahnya membuat saya terkesima dan manggut - manggut tanda setuju dengan apa yang beliau utarakan.

" zhie kamu tahu dari keempat tempat kerja yang kamu jelaskan, penjelasan paling detail yang kamu ceritakan adalah saat kamu bekerja di katering industri padahal durasi kamu bekerja disana hanya 6 bulan saja."

" oh ya?"  Tanya saya kaget, saya tidak sadar bahwa selama 30 menit tadi paling banyak yang saya ceritakan adalah saat saya bekerja di Katering . Padahal perasaan saya justru saya merasa underpresure saat bekerja disana.

" justru yang membuat kamu underpresure/ tertekan selama bekerja membuat kamu tidak nyaman dan akan membuat diri kamu untuk keluar dari zona nyamanmu. Kamu bahkan tahu alur masuk, penyimpanan, keluar barang, detail dari job desk kamu selama bekerja disana sangat terperinci kamu ceritakan  dan bandingkan dengan saat kamu bekerja di konsultan, kamu hanya menceritakan apa yang kamu lakukan seharian saja selama di kantor. Saat bekerja di Karawang kemungkinan mengandung resiko kerja yang sangat tinggi ( high risk), tadi kamu ceritakan jika terjadi komplain dari perusahaan hal apa yang kamu harus lakukan padahal kamu merasa tertekan  kan. Jika kamu saat itu bertahan disana, kemungkinan besar kamu akan sukses disana. Sukses menggali banyak ilmu dan pengalaman."

Saya hanya bisa terpaku mendengar penjelasan paman. Ternyata beliau melihat dari sudut pandang yang berbeda.

"Lalu tadi kamu cerita sudah hampir 2 tahun kerja bersama temanmu, apakah rencana kamu selanjutnya? Apakah akan selamanya bekerja dengan temanmu itu ?" Tanya paman seperti HRD yang mewawancarai calon karyawan yang melamar kerja. Beliau ternyata menginginkan penjelasan panjang lebar dari saya bukan sekedar jawaban iya dan tidak.

Pertanyaan paman yang terakhir memunculkan lagi mimpi saya, cita - cita saya dari dulu dari saya memilih SMK tata boga sebagai sekolah lanjutan saya. Saya ingat saat itu, alm kakek sempat menentang saya. Kenapa uzhie masuk smk, kan nantinya susah untuk masuk perguruan tinggi. Saat itu tekad saya sudah bulat, ingin masuk smk jurusan tata boga karna ingin punya usaha sendiri bidang makanan, meski saat itu memang saya tidak memiliki basic memasak sama sekali.

Ya, mimpi mempunyai usaha sendiri bidang makanan khususnya sudah tertancap dalam hati saya sudah lama sekali. Keinginan itu terus saya jaga dan pelihara. Mudah mudahan suatu saat nanti mimpi itu bisa nyata di depan mata.

"Zhie,  apa rencanamu?" Tanya paman sekali lagi yang membuyarkan lamunan saya saat itu. Sepertinya beliau sudah tahu jawaban saya, hanya saja saya harus menjelaskan secara detail lagi apa rencana saya kedepannya.

" saya ingin punya usaha sendiri bidang makanan khususnya, entah itu kedai, cafe, resto ataupun katering." Jawab saya singkat.

"Lalu jika begitu kapan akan mulai?"

Pertanyaan lanjutan yang membuat saya berfikir sedikit lama. Mencari jawaban yang tepat karna yang saya hadapi bukan orang biasa, seorang yang memiliki pabrik mobil daerah sentul Bogor saya rasa bukan orang biasa. Dan kini saya berhadapan dengan beliau, padahal kami memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, otomotif dan tata boga . Namun obrolan kami sangat melebar seperti memiliki satu benang merah. Bibi yang duduk di samping saya hanya mendengarkan dan sesekali tersenyum ke arah saya.

"Mulai usaha? Saya rasa tidak mudah paman", ungkap saya pendek. "Perlu adanya planning yang tepat, orang - orang (SDM), tempat yang memadai dan tentu saja produk yang kita jual harus bisa diterima di masyarakat.

" memang betul perlu banyak perencanaan, namun jika hanya perencanaan tanpa adanya action kapan akan terealisasi ?"

"Target saya akhir tahun ini sudah punya usaha, rencana terdekat saya adalah menitipkan aneka kue ke warung warung dekat rumah"

" Saya rasa lebih cepat lebih baik zhie, kedepannya kamu harus memiliki outlet sendiri entah di daerahmu (Pangalengan) atau di Bandung. Kamu sendiri tahu lokasi yang cocok untuk usahamu"

Obrolan pun berlanjut, beliau menceritakan pengalaman beliau merintis pabrik di sentul.
" saya orang produksi zhie, ga bisa jualan maka saya hire orang untuk untuk produk produk saya dan dulu pun begitu keluar dari tempat kerja saya tidak memiliki banyak uang pesangon dari perusahaan untuk membuat pabrik maka saya kerja sama dengan teman yang memiliki lahan. Banyak cara untuk memulai usaha salah satunya dengan berkolaborasi dengan teman temanmu"

"Saya rasa modal untuk kamu usaha tidak sebesar modal usaha seperti ridwan yang memiliki usaha konveksi (adik mamah paling bungsu), karna dia usaha nya sama seperti saya perlu alat dulu baru bisa produksi masal. Jangan bingung mencari modal usaha karna modal bisa dari mana saja, kepercayaan pun bisa jadi modal. Asalkan orang sudah percaya padamu berapapun kebutuhanmu pasti orang akan memberikannya. Jangan memandang uang sebagai modal utama, banyak hal yang bisa kamu dapatkan sebagai modal untuk usaha.
Dulu saat di mojokerto saya selalu membayangkan bagaimana jika para santri disana dibekali softskill dan hardskill sehingga memiliki keterampilan saat sudah turun di masyarakat. Nanti usahamu juga harus berdampak bagi masyarakat sekitar, membantu orang - orang disekitarmu"

Kalimat terakhir dari obrolan kami yang selalu terngiang adalah " jika kamu punya mimpi, simpan mimpinu di frame yang paling besar agar kamu bisa melihat mimpimu dengan jelas dan detailnya pun masih terlihat"

Obrolan panjang lebar itu kira kira menghabiskan waktu sekitar 2 jam, sungguh tak terasa. Obrolan yang saya ceritakan di atas hanya sebagian kecil dari obrolan saya bersama beliau.

Siang harinya saya langsung kembali pulang ke rumah, kuliah subuh saya kali ini memang singkat dan lokasinya jauh tapi pulang dari sana saya seperti memiliki tambahan semangat, memang ini yang saya butuhkan. Dorongan semangat dari orang - orang yang berpengalaman merintis usaha dari nol. Modal bisa dicari tapi pengalaman seseorang dalam merintis dan memperjuangkan mimpinya tidak semua orang mau membaginya untuk kita.




Jumat, 16 Desember 2016

Cerita Anak Gunung yang Punya Cita - Cita Menggunung (part 1)

Saya memang bukan seorang yang terkenal atau siapun yang dikenal banyak orang. Catatan ini saya buat sebagai teman perjalanan saya mencapai apa yang saya cita citakan dari dulu hingga saat ini.

Saya tinggal di daerah pegunungan di bandung selatan, pangalengan lebih tepatnya. Daerah ini memiliki cuaca yang masih sejuk dengan pemandangan masih enak di pandang. Sawah sawah masih berpetak petak membentuk terasering, di arah lain terlihat perkebunan teh yang terhampar luas dan terlihat pula berjejer gunung di arah lainnya dikenal dengan sebutan gunung tilu (baca : gunungnya ada 3 ).

Jika dilihat daerah ini masih sepi jika dibandingkan dengan daerah lain di bandung selatan. Sebut saja daerah ciwidey yang terkenal dengan wisata alam kawah putihnya dan wisata buatan lain yang kini sedang banyak dikunjungi.

Sebetulnya pangalengan memiliki potensi besar sebagai daerah wisata, seperti halnya daerah ciwidey. Salah satunya situ cisanti yang kini banyak dikunjungi wisatawan, titik nol sungai citarum yang memang memiliki pemandangan yang indah untuk sesi foto apalagi jika dilakukan saat pagi atau menjelang matahari tenggelam. Refleksi objek di situ cisanti terlihat sangat indah saat terkena sinar matahari.

Sumber foto : google.com


Selain itu ada lagi wisata budaya Rumah adat cikondang,  Terletak di desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung tepat dekat saya tinggal. Rumah adat ini memang berbeda dari rumah lain yang ada, masih memegang erat nilai nilai leluhur. Di rumah ini tidak ada aliran listrik yang dipakai,  untuk penerangan saja menggunakan cempor (seperti obor ) alat makan dan minum pun menggunakan alat yang masih tradisional seperti mug yang terbuat dari bambu.
Kunjungannya pun tidak bisa sembarangan, jika ingin berkunjung hari yang diizinkan untuk berkunjung adalah setiap hari senin, rabu, kamis dan minggu.



Sumber foto : google.com

Tidak seperti kampung naga yang sudah banyak dikunjungi wisatawan, kampung ini masih jarang dikunjungi. Namun ramai dikunjungi  pada saat ada acara acara tertentu saja seperti acara tahun baru islam ( 1 Muharam) yang memang banyak dikunjungi oleh wisatawan terutama media massa yang datang untuk meliput.

Saya pun ingin ambil bagian dalam mempromosikan daerah pangalengan menjadi salah satu daerah tujuan wisata. Pernah atau bahkan saya bercerita sambil sedikit bercanda kepada teman dan orang tua bahwa cita cita saya ingin melihat pangalengan macet 😀😁. Tentu macet karna satu alasan yang jelas, bukan macet karna masalah lalu lintas tapi karna banyak nya arus kendaraan yang melintas ke daerah ini untuk berwisata. Kini saya mulai bisa lihat, setiap akhir pekan banyak mobil pribadi maupun kendaraan bermotor yang datang ke daerah pangalengan. Dengan ini berarti arus kendaraan mulai padat dan kemungkinan arus perputaran uang sedang terjadi disana.
Namun sayang, fasilitas penunjang masih belun banyak seperti hotel/tempat penginapan, rumah makan/restoran dan tempat menjual oleh oleh. Untuk rumah makan memang sudah ada beberapa yang dibuat tapi sayangnya masih sepi pengunjung. Tidak seperti derah lembang sana yang sudah sangat padat dengan fasilitas penunjang wisata.

Sayapun kini memberanikan diri membuka kedai makanan, bisa dibilang masih sangat sepi pengunjung seperti halnya rumah makan lainnya yang mungkin hanya ramai saat akhir pekan atau saat hari libur. Langkah kecil ini saya ambil berharap dapat menjadi awal saya melangkah lebih jauh kedepan. Menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah pangalengan. Meski memang langkah saya masih sangat awal tapi gambaran tentang wisata pangalengan yang terus bergerak maju sudah ada dalam bayangan.

Saya hanya bisa berjuang melalui bidang kuliner yang saya bisa. Dan itu sedang saya perjuangkan saat ini untuk pangalengan.