Traveling, sebanyak yang kamu bisa, sejauh yang kamu bisa,selama yang kamu bisa, hidup itu tidak harus berada di satu tempat.
Kamis, 29 Desember 2016
Kalau Bisa Sukses di Usia Muda, Kenapa Harus Menunggu Tua ?
“Kalau bisa sukses di usia muda kenapa harus menunggu tua ?” itulah kalimat penyemangat milik Billy Boen yang selalu menyemangati saya dikala sedang down. Semangat yang kadang kala naik dan turun bisa menghinggapi kita kapanpun baik dalam menjalani proses menyelesaikan sekolah, proses menyelesaikan draft skripsi yang tak kunjung selesai (ini pengalaman saya pribadi ) hingga proses membangun usaha sendiri.
Kemarin tepatnya tanggal 28 Desember 2016, untuk terus menjaga semangat dan menambah semangat saya dalam merintis usaha saya mengikuti sebuah acara sosialisasi mengenai Wirausaha Muda Mandiri 2016 (WMM 2016) yang diadakan di Gedung Eduplex. Acara dimulai dari pukul 10.00 WIB namun saya telat datang, saya tiba disana baru sekitar pukul 10.30, itupun beruntung karena saya “memaksa” adik saya untuk menemani ke acara tersebut perjalanan pun tidak memakan waktu lama.
Di dalam gedung Eduplex rupanya banyak tempat yang disediakan untuk siapa saja yang ingin menyewa ruangan. Tempat ini semacam coworking space, jadi memudahkan untuk pekerja yang tidak memiliki kantor bisa berinteraksi atau berdiskusi di tempat ini. Acara sosialisasi WMM 2016 berada di lantai 4, begitu sampai disana para peserta sosialisasi antri untuk registrasi dan beruntung acara yang sudah dimulai tersebut masih bisa saya ikuti.
Yang membuat saya ingin mengikuti acara tersebut selain karna memang kompetisi WMM 2016 ini sangat populer dan bisa dibilang menjadi wadah terbesar dalam hal memfasilitasi para pengusaha muda khususnya untuk mengembangkan usahanya, para pembica yang hadir saat itu juga sungguh membuat saya ingin menimba ilmu langsung dari ahlinya.
Para pembicara yang datang saat sosialisasi WMM 2016 adalah Jody Janitra, Owner Bober Café sekaligus ketua HIPMI JABAR, Titin Agustina, Juara 1 WMM 2012 kategori wirausaha social dan Fery Hasan Juara 1 WMM 2012 kategori wirausaha boga.
Materi pertama dijelaskan oleh Mba Diah selaku pihak dari Bank Mandiri yang memaparkan bagaimana proses mengikuti kompetisi WMM 2016 mulai dari proses pendaftaran, proses melengkapi dokumen dan persyaratan, proses seleksi, hingga proses presentasi di depan para dewan juri. Diceritakan pula pengalaman para pemenang kompetisi WMM tahun tahun sebelumnya.
Berlanjut ke pembicara kedua kang Fery Hasan, memaparkan bagaimana proses yang beliau lalui saat mengikuti kompetisi WMM tahun 2012 silam. Bebek Udig adalah produk yang ia ikut sertakan dalam kompetisi ini, saat itu memang olahan bebek belum sebanyak sekarang dan saat mengikuti kompetisi WMM usaha bebek udig memang sudah berjalan. Kompetitor kang fery saat mengikuti kompetisi ini adalah Lapis Talas Bogor Sangkuriang, kang fery menuturkan bahwa saat itu omset bebek udig baru 200 juta namun omset Lapis Talas Sangkuringan sudah berkali kali lipat hampir mencapai 1 M. Namun jangan takut katanya, kompetisi WMM ini tidak dilihat dari sekedar omset yang sudah kita capai tapi dilihat juga dari berbagai faktor diantaranya adalah kita harus mengerti proses bisnis yang dijalani. Maksudnya kita harus tahu bagaiaman proses awal kita mendapatkan bahan baku, proses mengolah hingga menjual. Detail bisnis yang kita jalani pun harus kita explore dihadapan para dewan juri agar mendapatkan poin plus. Panjang lebar beliau menjelaskan tentang bisnis nya, Kang Fery pun memberikan beberapa tips dalam menjalankan bisnis, jika dalam bisnis yang sedang kita jalani mendapatkan berbagai masalah terutama misalnya management dan keuangan, tidak ada salahnya untuk menghentikan sejenak usaha kita karna kita perlu mengevaluasi apa yang salah. Bebek udig pun sudah 1 tahun mengalami fakum, karna ada masalah dalam hal management tutur kang fery, dan beliau pun sedang menggarap proyek lain yaitu Halto Food (Halalan Toyiban Food) sambil sedang memebenahi system management di bebek udig.
Mba Titin Agustina (Tina) yang juga menjuarai kompetisi WMM 2012 memberikan pengalamannya saat mengikuti kompetisi ini. Yang beliau lakukan adalah melatih para narapidana khususnya perempuan di lapas daerah Arcamanik untuk membuat home made textile interior dari kain perca dengan nama brand KRAVITI. Ide sosialnya membuat beliau menjuarai posisi 1 bidang wirausaha sosial. Selain itu beberapa bisnis kini dijalankan seperti menerima pemesanan tas untuk acara seminar dengan merk SAKKUZAKKU dan juga membuat bisnis bidang pakaian ready to wear dengan mengangkat potensi kain sarung dari Majalaya dengan brand KENANGAN MANIS.
Adapun beberapa keuntungan yang mba Tina dapatkan setelah mengikuti dan menjuarai kompetisi ini adalah diantaranya
1. Pameran di luar negeri 2 kali, ini tergantung dari apa jenis produk yang kita buat
2. Publikais media
3. Hadiah utama berupa uang tunai
4. Grant berupa project capital
5. Mentor professional yang sesuai dengan bidang usaha
6. Networking semakin luas
7. Mandiri incubator
8. Link Investor terbuka lebar
Selepas mendengarkan dua pembicara yang memenangkan kompetisi WMM, saatnya mendengarkan pengalaman dan ilmu langsung dari pemilik café yang cukup terkenal di kota Bandung yaitu kang Jody Janitra. Kang jody ternyata berada di lingkungan keluarga yang memiliki jiwa enterepreneur, jika kita menemukan cookies di supermarket dengan harga sekitar Rp 80.000/toples itu adalah usaha cookies milik orang tua kang Jody J & C Cookies merknya. Di sesi awal kang jody menceritakan bagaimana perjuangan kedua orang tua dalam merintis usaha yang kini sudah sangat dikenal luas di Bandung hingga ke luar negeri.
Tahun 90 an, ayah kang Jody pensiun dini dari pekerjaannya dan memutuskan untuk berjualan. Jualannyapun belum memiliki tempat, beliau (ayah) berdagang di kaki lima. Tahun 1996 kemudian membuka usaha bakery “Joyci bakery” dengan modal awal sekitar 2 juta. Saat itu usaha yang sedang dijalankan belum memiliki karyawan, hanya dengan bantuan anak dan istri usaha bakery ini bisa berjalan. Tahun 1998 dari bisnis bakery, orang tua kang jody akhirnya memilih fokus di usaha cookies yang saat itu belum dilirik banyak orang. Kemudian tahun 2003 merk Joyci berubah menjadi J & C cookies. Tergambar sudah bagaimana ternyata merintis usaha itu tidak mudah, terbukti dengan pengalaman J & C Cookies yang membutuhkan waktu hampir 19 tahun untuk membesarkan dan mengembangkan usaha.
Bober café, sekarang memang banyak orang tahu dan banyak yang sudah berkunjung kesana. Tapi mungkin banyak yang tidak tahu seperti saya pribadi bagaimana naik turunnya menjalankan usaha sebelum akhirnya kang jody sendiri yang membagi pengalamannya di acara kemarin.
Berawal karena di drop out dari kampusnya tahun 2004 kang Jody tidak diberi lagi uang jajan dari kedua orang tuanya. Kedua orang tua kang jody pun memberikan tiga pilihan bekerja di J & C Cookies, bekerja di orang lain atau punya usaha sendiri dan akhirnya pilihan punya usaha sendirilah dipilih oleh kang Jody. Menurutnya, karna hobi main kartu saat kuliah lah yang memberikannya ide untuk membuka usaha café. Karna dengan memiliki café, dia bisa menghabiskan waktu bersama teman temannya sambil mencari uang saku. Saat itu di Bober café baru memiliki 2 orang karyawan dengan modal awal sekitar 4 jutaan. Naik dan turunnya usaha sangat dinikmati oleh kang jody, karena memang dengan memiliki background pendididkan hospitality tak susah untuk mengembangkan bisnis ini. Follow your passion itu kata kata yang saya ingat dari kang jody, ikuti kesenangan kamu saat menjalankan bisnis karena jika kamu senang dengan bisnis yang kamu jalani apapun rintangannya akan kamu hadapi. Selain itu kang jody pun membagi kunci bisnis nya agar tetap eksis hingga sekarang yaitu differensiasi (berbeda dari bisnis yang sudah ada), selalu kolaborasi, dan cari yang unik dan memenuhi keinginan pasar.
Tambahan baterai semangat mulai terisi kembali, terima kasih untuk para pembicara semoga saja suatu saat bisa berbagi pengalaman lagi. Untuk yang ingin mengikuti kompetisis WMM 2016 silahkan buka website www.wirausahamandiri.co.id pendaftaran diperpanjang hingga 15 januari 2017. Yuk kalo bisa sukses diusia muda kenapa harus menunggu tua.
Minggu, 25 Desember 2016
Kuliah Subuh di Kota Hujan
Sekitar bulan ramadhan 2016 kemarin, saya yang masih bekerja di sebuah toko kue tiba - tiba mendapat whatapps dari bibi. Isi dari pesan itu kira - kira begini.
" Teh, apa kabar ? Paman (suami bibi) nanyain teteh kapan mau main ke bogor?"
Lalu saya menjawab " nanti aja bi, kalau saya libur panjang atau pas sudah beres bulan puasa, sekarang ga bisa di toko lagi sibuk."
Whatapps balasan pun berlanjut
" kalau bisa sekarang - sekarang teh, biasanya paman kalo nyuruh main ke bogor berarti ada yang mau diobrolin dan biasanya jarang nyuruh kalo ga penting - penting banget. Lebih baik dalam waktu dekat sebelum bulan puasa beres, nunggu lebaran terlalu lama kan nanti mau mudik ke mojokerto. "
Lama saya membaca balasan jawaban dari bibi, apakah gerangan yang membuat beliau menyuruh saya untuk ke kerumahnya ataukah ada hal yang membuat beliau tersinggung ?. Saya masih bingung dan saya pun memita libur kerja untuk pergi ke bogor.
Sampai di rumah, saya meminta izin pada orang tua untuk pergi ke bogor. Orang tua saya pun heran mengapa paman menyuruh saya untuk kerumahnya karna biasanya saya ke bogor untuk liburan bersama keluarga. Saya pun belum bisa menjelaskan apa alasannya, mungkin setelah disana saya dapat menyimpulkan apa maksud dari undangan dadakan tersebut.
Keesokan harinya saya pulang kerja lebih cepat dari biasanya. Tepat pukul 14.00 wib saya bersiap berangkat ditemani adik saya menuju terminal bis Leuwi Panjang. Perjalanan sekitar 5 jam dari Bandung menuju bogor, bis melaju cukup lancar karna melalui jalan tol. Alhamdullilah diperjalanan pun nyaman karna pak supir memacu bis dengan hati - hati dan saya pun langsung tertidur pulas selama diperjalanan.
Pukul 20.30 wib pesan kembali masuk melalui WA, bibi bertanya sudah sampai mana dan jika sudah masuk jalan baru beri kabar agar nanti dijemput.
Udara kota Bogor di malam hari ternyata sama panasnya dengan Bogor di siang hari. Sekitar pukul 21.00 lewat saya dan adik sudah turun dari bis dan menunggu untuk dijemput. Tak lama berselang bibi datang, lama sekali rasanya saya tak bertemu bibi sekalinya pun bertemu saat ada acara seperti acara arisan keluarga.
Bibi menyambut saya dengan senyuman hangat tapi saya belum membalasnya karena belum sepenuhnya pulih dari sisa tidur di perjalanan. Sekitar 15 menit akhirnya saya tiba di rumah beliau,rasa kantuk masih menyelimuti mugkin jika saya bercermin mata saya hanya terlihat segaris ( karna memang sudah sipit).
Beres menyimpan barang dan berganti pakaian, saya langsung disuguhi makan malam. Makan malam yang kemaleman karna jam sudah menunjukan pukul 22.00 wib sambil menyantap makan malam bibi mengajak ngobrol bagaimana keadaan orang tua di rumah, bagaimana rencana adik setelah lulus sekolah dan hal lainnya.
Suara mobil pun terdengar memasuki garasi rumah. Rupanya paman sudah pulang dari pabrik, begitu membuka pintu rumah saya langsung bersalaman dan menanyakan kabar beliau, senyum hangat pun terukir di wajah beliau.
" Silahkan istirahat Zhie, sudah makan ?" Itu kalimat singkat yang mengawali kembali pertemuan saya dengan beliau.
Bibi pun sama , menyuruh saya dan adik untuk segera beristirahat karna bibi tahu perjalan panjang saya dari Banjaran - Bogor pasti terasa sangat melelahkan ditambah lagi saat bulan puasa.
Istirahat selama 5 jam rupanya belum memulihkan lelah saya. Jam 3 harus sudah bangun dan bersiap untuk santap sahur. Setengah jam berlalu, saya pun membereskan sisa makanan tapi paman belum nampak bangun untuk sahur. Menurut bibi paman termasuk orang yang simple, untuk menu sahur saja beliau cukup menyantap potongan buah - buahan dan sudah mulai mengurangi porsi nasi/karbohidrat makanya beliau bangun biasanya sekitar 15 menit sebelum waktu imsyak. Beliau sudah menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga asupan makanan yang dikonsumsi. Saya sendiri masih belum bisa menerapkan pola mengurangi porsi karbohidrat, badan saya memang kecil tapi tak tahu mengapa porsi makan saya terbilang cukup besar jika dibandingkan dengan saudara saudara saya yang memiliki tubuh berisi 😀.
Selepas sholat subuh, paman yang pulang sholat berjamaah di mesjid langsung duduk menonton berita, bukan berita bahasa indonesia melainkan berita bahasa mandarin tanpa translate. Sepertinya kemampuan bahasa asing paman sudah bertambah, saya sempat mendengar beberapa waktu lalu beliau terbang ke beberapa negara di Eropa bahkan ke Amerika untuk melihat pameran mobil sebagai study banding di pabriknya. Lawatan ke Amerika menurut bibi atas undangan rekan kerjanya.
Satu pelajaran pertama yang saya dapatkan tanpa sengaja, perbanyak networking dan tambah kemampuan bahasa asing maka perjalananmu ke luar negri bahkan ke belahan bumi manapun akan terasa sangat mudah dan ringan.
Tak menunggu lama, saya pun dipanggil paman untuk berbincang dan perbincangan singkat yang mengubah mindset serta menambah semangat saya pun dimulai.
Perbincangan singkat kala itu diawali dengan rentetan pertanyaan beliau pada saya.
" Zhie, sekarang kamu kerja dimana? "
Saya pun menjawab, saya kerja bersama teman smk saya yang jurusan tata boga. Lalu saya pun menceritakan apa yang saya lakukan selama 2 tahun terakhir ini saat bekerja di toko kue, bagaimana naik dan turunnya orderan, merasakan massa dimana tidak ada pengunjung yang datang hingga orderan full saat bulan Ramadhan.
Pertanyaan pun berlanjut, "sebelum di tempat yang sekarang kamu pernah bekerja dimana saja?"
Saya pun membeberkan dimana saja saya pernah bekerja.
1. Begitu lulus kuliah saya bekerja sebagai guru honorer di salah satu smk swasta jurusan tata boga kurang lebih selama 1 tahun ajaran, lokasinya masih di daerah tempat saya tinggal.
2. Saya bekerja di sebuah katering industri di Karawang selama 6 bulan.
3. Saya bekerja di konsultan katering selama 1 tahun di Bandung.
" Kerjanya ngapain aja zhie di tempat - tempat itu? " taya beliau serius. Saya pun menjelaskan job desk dari masing - masing pekerjaan saya dulu. Bagaimana menjadi seorang guru, mempersiapkan planning pembelajaran setiap harinya, menjadi seorang menu planner di katering industri, menyiapakan dan memantau menu untuk makan karyawan di setiap perusahaan yang jumlah porsi setiap harinya kadang mencapai 2.000 porsi, hingga menjadi assisten konsultan katering, menyiapkan surat -surat, menawarkan jasa konsultasi ke berbagai instansi seperti boarding school, rumah sakit, hingga ke perusahaan pertambangan minyak.
Paman pun dengan seksama mendengarkan cerita saya.
"Alasan kamu keluar dari ketiga tempat itu apa ?" Dan saya pun menjelaskan alasan - alasan saya mengapa saya keluar dari ketiga tepat itu, yang rata - rata hanya bertahan selama 6 bulan sampai 1 tahun saja.
Setelah hampir setengah jam saya bercerita panjang lebar, barulah beliau mengeluarkan petuah petuahnya membuat saya terkesima dan manggut - manggut tanda setuju dengan apa yang beliau utarakan.
" zhie kamu tahu dari keempat tempat kerja yang kamu jelaskan, penjelasan paling detail yang kamu ceritakan adalah saat kamu bekerja di katering industri padahal durasi kamu bekerja disana hanya 6 bulan saja."
" oh ya?" Tanya saya kaget, saya tidak sadar bahwa selama 30 menit tadi paling banyak yang saya ceritakan adalah saat saya bekerja di Katering . Padahal perasaan saya justru saya merasa underpresure saat bekerja disana.
" justru yang membuat kamu underpresure/ tertekan selama bekerja membuat kamu tidak nyaman dan akan membuat diri kamu untuk keluar dari zona nyamanmu. Kamu bahkan tahu alur masuk, penyimpanan, keluar barang, detail dari job desk kamu selama bekerja disana sangat terperinci kamu ceritakan dan bandingkan dengan saat kamu bekerja di konsultan, kamu hanya menceritakan apa yang kamu lakukan seharian saja selama di kantor. Saat bekerja di Karawang kemungkinan mengandung resiko kerja yang sangat tinggi ( high risk), tadi kamu ceritakan jika terjadi komplain dari perusahaan hal apa yang kamu harus lakukan padahal kamu merasa tertekan kan. Jika kamu saat itu bertahan disana, kemungkinan besar kamu akan sukses disana. Sukses menggali banyak ilmu dan pengalaman."
Saya hanya bisa terpaku mendengar penjelasan paman. Ternyata beliau melihat dari sudut pandang yang berbeda.
"Lalu tadi kamu cerita sudah hampir 2 tahun kerja bersama temanmu, apakah rencana kamu selanjutnya? Apakah akan selamanya bekerja dengan temanmu itu ?" Tanya paman seperti HRD yang mewawancarai calon karyawan yang melamar kerja. Beliau ternyata menginginkan penjelasan panjang lebar dari saya bukan sekedar jawaban iya dan tidak.
Pertanyaan paman yang terakhir memunculkan lagi mimpi saya, cita - cita saya dari dulu dari saya memilih SMK tata boga sebagai sekolah lanjutan saya. Saya ingat saat itu, alm kakek sempat menentang saya. Kenapa uzhie masuk smk, kan nantinya susah untuk masuk perguruan tinggi. Saat itu tekad saya sudah bulat, ingin masuk smk jurusan tata boga karna ingin punya usaha sendiri bidang makanan, meski saat itu memang saya tidak memiliki basic memasak sama sekali.
Ya, mimpi mempunyai usaha sendiri bidang makanan khususnya sudah tertancap dalam hati saya sudah lama sekali. Keinginan itu terus saya jaga dan pelihara. Mudah mudahan suatu saat nanti mimpi itu bisa nyata di depan mata.
"Zhie, apa rencanamu?" Tanya paman sekali lagi yang membuyarkan lamunan saya saat itu. Sepertinya beliau sudah tahu jawaban saya, hanya saja saya harus menjelaskan secara detail lagi apa rencana saya kedepannya.
" saya ingin punya usaha sendiri bidang makanan khususnya, entah itu kedai, cafe, resto ataupun katering." Jawab saya singkat.
"Lalu jika begitu kapan akan mulai?"
Pertanyaan lanjutan yang membuat saya berfikir sedikit lama. Mencari jawaban yang tepat karna yang saya hadapi bukan orang biasa, seorang yang memiliki pabrik mobil daerah sentul Bogor saya rasa bukan orang biasa. Dan kini saya berhadapan dengan beliau, padahal kami memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, otomotif dan tata boga . Namun obrolan kami sangat melebar seperti memiliki satu benang merah. Bibi yang duduk di samping saya hanya mendengarkan dan sesekali tersenyum ke arah saya.
"Mulai usaha? Saya rasa tidak mudah paman", ungkap saya pendek. "Perlu adanya planning yang tepat, orang - orang (SDM), tempat yang memadai dan tentu saja produk yang kita jual harus bisa diterima di masyarakat.
" memang betul perlu banyak perencanaan, namun jika hanya perencanaan tanpa adanya action kapan akan terealisasi ?"
"Target saya akhir tahun ini sudah punya usaha, rencana terdekat saya adalah menitipkan aneka kue ke warung warung dekat rumah"
" Saya rasa lebih cepat lebih baik zhie, kedepannya kamu harus memiliki outlet sendiri entah di daerahmu (Pangalengan) atau di Bandung. Kamu sendiri tahu lokasi yang cocok untuk usahamu"
Obrolan pun berlanjut, beliau menceritakan pengalaman beliau merintis pabrik di sentul.
" saya orang produksi zhie, ga bisa jualan maka saya hire orang untuk untuk produk produk saya dan dulu pun begitu keluar dari tempat kerja saya tidak memiliki banyak uang pesangon dari perusahaan untuk membuat pabrik maka saya kerja sama dengan teman yang memiliki lahan. Banyak cara untuk memulai usaha salah satunya dengan berkolaborasi dengan teman temanmu"
"Saya rasa modal untuk kamu usaha tidak sebesar modal usaha seperti ridwan yang memiliki usaha konveksi (adik mamah paling bungsu), karna dia usaha nya sama seperti saya perlu alat dulu baru bisa produksi masal. Jangan bingung mencari modal usaha karna modal bisa dari mana saja, kepercayaan pun bisa jadi modal. Asalkan orang sudah percaya padamu berapapun kebutuhanmu pasti orang akan memberikannya. Jangan memandang uang sebagai modal utama, banyak hal yang bisa kamu dapatkan sebagai modal untuk usaha.
Dulu saat di mojokerto saya selalu membayangkan bagaimana jika para santri disana dibekali softskill dan hardskill sehingga memiliki keterampilan saat sudah turun di masyarakat. Nanti usahamu juga harus berdampak bagi masyarakat sekitar, membantu orang - orang disekitarmu"
Kalimat terakhir dari obrolan kami yang selalu terngiang adalah " jika kamu punya mimpi, simpan mimpinu di frame yang paling besar agar kamu bisa melihat mimpimu dengan jelas dan detailnya pun masih terlihat"
Obrolan panjang lebar itu kira kira menghabiskan waktu sekitar 2 jam, sungguh tak terasa. Obrolan yang saya ceritakan di atas hanya sebagian kecil dari obrolan saya bersama beliau.
Siang harinya saya langsung kembali pulang ke rumah, kuliah subuh saya kali ini memang singkat dan lokasinya jauh tapi pulang dari sana saya seperti memiliki tambahan semangat, memang ini yang saya butuhkan. Dorongan semangat dari orang - orang yang berpengalaman merintis usaha dari nol. Modal bisa dicari tapi pengalaman seseorang dalam merintis dan memperjuangkan mimpinya tidak semua orang mau membaginya untuk kita.
" Teh, apa kabar ? Paman (suami bibi) nanyain teteh kapan mau main ke bogor?"
Lalu saya menjawab " nanti aja bi, kalau saya libur panjang atau pas sudah beres bulan puasa, sekarang ga bisa di toko lagi sibuk."
Whatapps balasan pun berlanjut
" kalau bisa sekarang - sekarang teh, biasanya paman kalo nyuruh main ke bogor berarti ada yang mau diobrolin dan biasanya jarang nyuruh kalo ga penting - penting banget. Lebih baik dalam waktu dekat sebelum bulan puasa beres, nunggu lebaran terlalu lama kan nanti mau mudik ke mojokerto. "
Lama saya membaca balasan jawaban dari bibi, apakah gerangan yang membuat beliau menyuruh saya untuk ke kerumahnya ataukah ada hal yang membuat beliau tersinggung ?. Saya masih bingung dan saya pun memita libur kerja untuk pergi ke bogor.
Sampai di rumah, saya meminta izin pada orang tua untuk pergi ke bogor. Orang tua saya pun heran mengapa paman menyuruh saya untuk kerumahnya karna biasanya saya ke bogor untuk liburan bersama keluarga. Saya pun belum bisa menjelaskan apa alasannya, mungkin setelah disana saya dapat menyimpulkan apa maksud dari undangan dadakan tersebut.
Keesokan harinya saya pulang kerja lebih cepat dari biasanya. Tepat pukul 14.00 wib saya bersiap berangkat ditemani adik saya menuju terminal bis Leuwi Panjang. Perjalanan sekitar 5 jam dari Bandung menuju bogor, bis melaju cukup lancar karna melalui jalan tol. Alhamdullilah diperjalanan pun nyaman karna pak supir memacu bis dengan hati - hati dan saya pun langsung tertidur pulas selama diperjalanan.
Pukul 20.30 wib pesan kembali masuk melalui WA, bibi bertanya sudah sampai mana dan jika sudah masuk jalan baru beri kabar agar nanti dijemput.
Udara kota Bogor di malam hari ternyata sama panasnya dengan Bogor di siang hari. Sekitar pukul 21.00 lewat saya dan adik sudah turun dari bis dan menunggu untuk dijemput. Tak lama berselang bibi datang, lama sekali rasanya saya tak bertemu bibi sekalinya pun bertemu saat ada acara seperti acara arisan keluarga.
Bibi menyambut saya dengan senyuman hangat tapi saya belum membalasnya karena belum sepenuhnya pulih dari sisa tidur di perjalanan. Sekitar 15 menit akhirnya saya tiba di rumah beliau,rasa kantuk masih menyelimuti mugkin jika saya bercermin mata saya hanya terlihat segaris ( karna memang sudah sipit).
Beres menyimpan barang dan berganti pakaian, saya langsung disuguhi makan malam. Makan malam yang kemaleman karna jam sudah menunjukan pukul 22.00 wib sambil menyantap makan malam bibi mengajak ngobrol bagaimana keadaan orang tua di rumah, bagaimana rencana adik setelah lulus sekolah dan hal lainnya.
Suara mobil pun terdengar memasuki garasi rumah. Rupanya paman sudah pulang dari pabrik, begitu membuka pintu rumah saya langsung bersalaman dan menanyakan kabar beliau, senyum hangat pun terukir di wajah beliau.
" Silahkan istirahat Zhie, sudah makan ?" Itu kalimat singkat yang mengawali kembali pertemuan saya dengan beliau.
Bibi pun sama , menyuruh saya dan adik untuk segera beristirahat karna bibi tahu perjalan panjang saya dari Banjaran - Bogor pasti terasa sangat melelahkan ditambah lagi saat bulan puasa.
Istirahat selama 5 jam rupanya belum memulihkan lelah saya. Jam 3 harus sudah bangun dan bersiap untuk santap sahur. Setengah jam berlalu, saya pun membereskan sisa makanan tapi paman belum nampak bangun untuk sahur. Menurut bibi paman termasuk orang yang simple, untuk menu sahur saja beliau cukup menyantap potongan buah - buahan dan sudah mulai mengurangi porsi nasi/karbohidrat makanya beliau bangun biasanya sekitar 15 menit sebelum waktu imsyak. Beliau sudah menerapkan gaya hidup sehat dan menjaga asupan makanan yang dikonsumsi. Saya sendiri masih belum bisa menerapkan pola mengurangi porsi karbohidrat, badan saya memang kecil tapi tak tahu mengapa porsi makan saya terbilang cukup besar jika dibandingkan dengan saudara saudara saya yang memiliki tubuh berisi 😀.
Selepas sholat subuh, paman yang pulang sholat berjamaah di mesjid langsung duduk menonton berita, bukan berita bahasa indonesia melainkan berita bahasa mandarin tanpa translate. Sepertinya kemampuan bahasa asing paman sudah bertambah, saya sempat mendengar beberapa waktu lalu beliau terbang ke beberapa negara di Eropa bahkan ke Amerika untuk melihat pameran mobil sebagai study banding di pabriknya. Lawatan ke Amerika menurut bibi atas undangan rekan kerjanya.
Satu pelajaran pertama yang saya dapatkan tanpa sengaja, perbanyak networking dan tambah kemampuan bahasa asing maka perjalananmu ke luar negri bahkan ke belahan bumi manapun akan terasa sangat mudah dan ringan.
Tak menunggu lama, saya pun dipanggil paman untuk berbincang dan perbincangan singkat yang mengubah mindset serta menambah semangat saya pun dimulai.
Perbincangan singkat kala itu diawali dengan rentetan pertanyaan beliau pada saya.
" Zhie, sekarang kamu kerja dimana? "
Saya pun menjawab, saya kerja bersama teman smk saya yang jurusan tata boga. Lalu saya pun menceritakan apa yang saya lakukan selama 2 tahun terakhir ini saat bekerja di toko kue, bagaimana naik dan turunnya orderan, merasakan massa dimana tidak ada pengunjung yang datang hingga orderan full saat bulan Ramadhan.
Pertanyaan pun berlanjut, "sebelum di tempat yang sekarang kamu pernah bekerja dimana saja?"
Saya pun membeberkan dimana saja saya pernah bekerja.
1. Begitu lulus kuliah saya bekerja sebagai guru honorer di salah satu smk swasta jurusan tata boga kurang lebih selama 1 tahun ajaran, lokasinya masih di daerah tempat saya tinggal.
2. Saya bekerja di sebuah katering industri di Karawang selama 6 bulan.
3. Saya bekerja di konsultan katering selama 1 tahun di Bandung.
" Kerjanya ngapain aja zhie di tempat - tempat itu? " taya beliau serius. Saya pun menjelaskan job desk dari masing - masing pekerjaan saya dulu. Bagaimana menjadi seorang guru, mempersiapkan planning pembelajaran setiap harinya, menjadi seorang menu planner di katering industri, menyiapakan dan memantau menu untuk makan karyawan di setiap perusahaan yang jumlah porsi setiap harinya kadang mencapai 2.000 porsi, hingga menjadi assisten konsultan katering, menyiapkan surat -surat, menawarkan jasa konsultasi ke berbagai instansi seperti boarding school, rumah sakit, hingga ke perusahaan pertambangan minyak.
Paman pun dengan seksama mendengarkan cerita saya.
"Alasan kamu keluar dari ketiga tempat itu apa ?" Dan saya pun menjelaskan alasan - alasan saya mengapa saya keluar dari ketiga tepat itu, yang rata - rata hanya bertahan selama 6 bulan sampai 1 tahun saja.
Setelah hampir setengah jam saya bercerita panjang lebar, barulah beliau mengeluarkan petuah petuahnya membuat saya terkesima dan manggut - manggut tanda setuju dengan apa yang beliau utarakan.
" zhie kamu tahu dari keempat tempat kerja yang kamu jelaskan, penjelasan paling detail yang kamu ceritakan adalah saat kamu bekerja di katering industri padahal durasi kamu bekerja disana hanya 6 bulan saja."
" oh ya?" Tanya saya kaget, saya tidak sadar bahwa selama 30 menit tadi paling banyak yang saya ceritakan adalah saat saya bekerja di Katering . Padahal perasaan saya justru saya merasa underpresure saat bekerja disana.
" justru yang membuat kamu underpresure/ tertekan selama bekerja membuat kamu tidak nyaman dan akan membuat diri kamu untuk keluar dari zona nyamanmu. Kamu bahkan tahu alur masuk, penyimpanan, keluar barang, detail dari job desk kamu selama bekerja disana sangat terperinci kamu ceritakan dan bandingkan dengan saat kamu bekerja di konsultan, kamu hanya menceritakan apa yang kamu lakukan seharian saja selama di kantor. Saat bekerja di Karawang kemungkinan mengandung resiko kerja yang sangat tinggi ( high risk), tadi kamu ceritakan jika terjadi komplain dari perusahaan hal apa yang kamu harus lakukan padahal kamu merasa tertekan kan. Jika kamu saat itu bertahan disana, kemungkinan besar kamu akan sukses disana. Sukses menggali banyak ilmu dan pengalaman."
Saya hanya bisa terpaku mendengar penjelasan paman. Ternyata beliau melihat dari sudut pandang yang berbeda.
"Lalu tadi kamu cerita sudah hampir 2 tahun kerja bersama temanmu, apakah rencana kamu selanjutnya? Apakah akan selamanya bekerja dengan temanmu itu ?" Tanya paman seperti HRD yang mewawancarai calon karyawan yang melamar kerja. Beliau ternyata menginginkan penjelasan panjang lebar dari saya bukan sekedar jawaban iya dan tidak.
Pertanyaan paman yang terakhir memunculkan lagi mimpi saya, cita - cita saya dari dulu dari saya memilih SMK tata boga sebagai sekolah lanjutan saya. Saya ingat saat itu, alm kakek sempat menentang saya. Kenapa uzhie masuk smk, kan nantinya susah untuk masuk perguruan tinggi. Saat itu tekad saya sudah bulat, ingin masuk smk jurusan tata boga karna ingin punya usaha sendiri bidang makanan, meski saat itu memang saya tidak memiliki basic memasak sama sekali.
Ya, mimpi mempunyai usaha sendiri bidang makanan khususnya sudah tertancap dalam hati saya sudah lama sekali. Keinginan itu terus saya jaga dan pelihara. Mudah mudahan suatu saat nanti mimpi itu bisa nyata di depan mata.
"Zhie, apa rencanamu?" Tanya paman sekali lagi yang membuyarkan lamunan saya saat itu. Sepertinya beliau sudah tahu jawaban saya, hanya saja saya harus menjelaskan secara detail lagi apa rencana saya kedepannya.
" saya ingin punya usaha sendiri bidang makanan khususnya, entah itu kedai, cafe, resto ataupun katering." Jawab saya singkat.
"Lalu jika begitu kapan akan mulai?"
Pertanyaan lanjutan yang membuat saya berfikir sedikit lama. Mencari jawaban yang tepat karna yang saya hadapi bukan orang biasa, seorang yang memiliki pabrik mobil daerah sentul Bogor saya rasa bukan orang biasa. Dan kini saya berhadapan dengan beliau, padahal kami memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda, otomotif dan tata boga . Namun obrolan kami sangat melebar seperti memiliki satu benang merah. Bibi yang duduk di samping saya hanya mendengarkan dan sesekali tersenyum ke arah saya.
"Mulai usaha? Saya rasa tidak mudah paman", ungkap saya pendek. "Perlu adanya planning yang tepat, orang - orang (SDM), tempat yang memadai dan tentu saja produk yang kita jual harus bisa diterima di masyarakat.
" memang betul perlu banyak perencanaan, namun jika hanya perencanaan tanpa adanya action kapan akan terealisasi ?"
"Target saya akhir tahun ini sudah punya usaha, rencana terdekat saya adalah menitipkan aneka kue ke warung warung dekat rumah"
" Saya rasa lebih cepat lebih baik zhie, kedepannya kamu harus memiliki outlet sendiri entah di daerahmu (Pangalengan) atau di Bandung. Kamu sendiri tahu lokasi yang cocok untuk usahamu"
Obrolan pun berlanjut, beliau menceritakan pengalaman beliau merintis pabrik di sentul.
" saya orang produksi zhie, ga bisa jualan maka saya hire orang untuk untuk produk produk saya dan dulu pun begitu keluar dari tempat kerja saya tidak memiliki banyak uang pesangon dari perusahaan untuk membuat pabrik maka saya kerja sama dengan teman yang memiliki lahan. Banyak cara untuk memulai usaha salah satunya dengan berkolaborasi dengan teman temanmu"
"Saya rasa modal untuk kamu usaha tidak sebesar modal usaha seperti ridwan yang memiliki usaha konveksi (adik mamah paling bungsu), karna dia usaha nya sama seperti saya perlu alat dulu baru bisa produksi masal. Jangan bingung mencari modal usaha karna modal bisa dari mana saja, kepercayaan pun bisa jadi modal. Asalkan orang sudah percaya padamu berapapun kebutuhanmu pasti orang akan memberikannya. Jangan memandang uang sebagai modal utama, banyak hal yang bisa kamu dapatkan sebagai modal untuk usaha.
Dulu saat di mojokerto saya selalu membayangkan bagaimana jika para santri disana dibekali softskill dan hardskill sehingga memiliki keterampilan saat sudah turun di masyarakat. Nanti usahamu juga harus berdampak bagi masyarakat sekitar, membantu orang - orang disekitarmu"
Kalimat terakhir dari obrolan kami yang selalu terngiang adalah " jika kamu punya mimpi, simpan mimpinu di frame yang paling besar agar kamu bisa melihat mimpimu dengan jelas dan detailnya pun masih terlihat"
Obrolan panjang lebar itu kira kira menghabiskan waktu sekitar 2 jam, sungguh tak terasa. Obrolan yang saya ceritakan di atas hanya sebagian kecil dari obrolan saya bersama beliau.
Siang harinya saya langsung kembali pulang ke rumah, kuliah subuh saya kali ini memang singkat dan lokasinya jauh tapi pulang dari sana saya seperti memiliki tambahan semangat, memang ini yang saya butuhkan. Dorongan semangat dari orang - orang yang berpengalaman merintis usaha dari nol. Modal bisa dicari tapi pengalaman seseorang dalam merintis dan memperjuangkan mimpinya tidak semua orang mau membaginya untuk kita.
Jumat, 16 Desember 2016
Cerita Anak Gunung yang Punya Cita - Cita Menggunung (part 1)
Saya memang bukan seorang yang terkenal atau siapun yang dikenal banyak orang. Catatan ini saya buat sebagai teman perjalanan saya mencapai apa yang saya cita citakan dari dulu hingga saat ini.
Saya tinggal di daerah pegunungan di bandung selatan, pangalengan lebih tepatnya. Daerah ini memiliki cuaca yang masih sejuk dengan pemandangan masih enak di pandang. Sawah sawah masih berpetak petak membentuk terasering, di arah lain terlihat perkebunan teh yang terhampar luas dan terlihat pula berjejer gunung di arah lainnya dikenal dengan sebutan gunung tilu (baca : gunungnya ada 3 ).
Jika dilihat daerah ini masih sepi jika dibandingkan dengan daerah lain di bandung selatan. Sebut saja daerah ciwidey yang terkenal dengan wisata alam kawah putihnya dan wisata buatan lain yang kini sedang banyak dikunjungi.
Sebetulnya pangalengan memiliki potensi besar sebagai daerah wisata, seperti halnya daerah ciwidey. Salah satunya situ cisanti yang kini banyak dikunjungi wisatawan, titik nol sungai citarum yang memang memiliki pemandangan yang indah untuk sesi foto apalagi jika dilakukan saat pagi atau menjelang matahari tenggelam. Refleksi objek di situ cisanti terlihat sangat indah saat terkena sinar matahari.
Selain itu ada lagi wisata budaya Rumah adat cikondang, Terletak di desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung tepat dekat saya tinggal. Rumah adat ini memang berbeda dari rumah lain yang ada, masih memegang erat nilai nilai leluhur. Di rumah ini tidak ada aliran listrik yang dipakai, untuk penerangan saja menggunakan cempor (seperti obor ) alat makan dan minum pun menggunakan alat yang masih tradisional seperti mug yang terbuat dari bambu.
Kunjungannya pun tidak bisa sembarangan, jika ingin berkunjung hari yang diizinkan untuk berkunjung adalah setiap hari senin, rabu, kamis dan minggu.
Tidak seperti kampung naga yang sudah banyak dikunjungi wisatawan, kampung ini masih jarang dikunjungi. Namun ramai dikunjungi pada saat ada acara acara tertentu saja seperti acara tahun baru islam ( 1 Muharam) yang memang banyak dikunjungi oleh wisatawan terutama media massa yang datang untuk meliput.
Saya pun ingin ambil bagian dalam mempromosikan daerah pangalengan menjadi salah satu daerah tujuan wisata. Pernah atau bahkan saya bercerita sambil sedikit bercanda kepada teman dan orang tua bahwa cita cita saya ingin melihat pangalengan macet 😀😁. Tentu macet karna satu alasan yang jelas, bukan macet karna masalah lalu lintas tapi karna banyak nya arus kendaraan yang melintas ke daerah ini untuk berwisata. Kini saya mulai bisa lihat, setiap akhir pekan banyak mobil pribadi maupun kendaraan bermotor yang datang ke daerah pangalengan. Dengan ini berarti arus kendaraan mulai padat dan kemungkinan arus perputaran uang sedang terjadi disana.
Namun sayang, fasilitas penunjang masih belun banyak seperti hotel/tempat penginapan, rumah makan/restoran dan tempat menjual oleh oleh. Untuk rumah makan memang sudah ada beberapa yang dibuat tapi sayangnya masih sepi pengunjung. Tidak seperti derah lembang sana yang sudah sangat padat dengan fasilitas penunjang wisata.
Sayapun kini memberanikan diri membuka kedai makanan, bisa dibilang masih sangat sepi pengunjung seperti halnya rumah makan lainnya yang mungkin hanya ramai saat akhir pekan atau saat hari libur. Langkah kecil ini saya ambil berharap dapat menjadi awal saya melangkah lebih jauh kedepan. Menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah pangalengan. Meski memang langkah saya masih sangat awal tapi gambaran tentang wisata pangalengan yang terus bergerak maju sudah ada dalam bayangan.
Saya hanya bisa berjuang melalui bidang kuliner yang saya bisa. Dan itu sedang saya perjuangkan saat ini untuk pangalengan.
Saya tinggal di daerah pegunungan di bandung selatan, pangalengan lebih tepatnya. Daerah ini memiliki cuaca yang masih sejuk dengan pemandangan masih enak di pandang. Sawah sawah masih berpetak petak membentuk terasering, di arah lain terlihat perkebunan teh yang terhampar luas dan terlihat pula berjejer gunung di arah lainnya dikenal dengan sebutan gunung tilu (baca : gunungnya ada 3 ).
Jika dilihat daerah ini masih sepi jika dibandingkan dengan daerah lain di bandung selatan. Sebut saja daerah ciwidey yang terkenal dengan wisata alam kawah putihnya dan wisata buatan lain yang kini sedang banyak dikunjungi.
Sebetulnya pangalengan memiliki potensi besar sebagai daerah wisata, seperti halnya daerah ciwidey. Salah satunya situ cisanti yang kini banyak dikunjungi wisatawan, titik nol sungai citarum yang memang memiliki pemandangan yang indah untuk sesi foto apalagi jika dilakukan saat pagi atau menjelang matahari tenggelam. Refleksi objek di situ cisanti terlihat sangat indah saat terkena sinar matahari.
Sumber foto : google.com
Selain itu ada lagi wisata budaya Rumah adat cikondang, Terletak di desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung tepat dekat saya tinggal. Rumah adat ini memang berbeda dari rumah lain yang ada, masih memegang erat nilai nilai leluhur. Di rumah ini tidak ada aliran listrik yang dipakai, untuk penerangan saja menggunakan cempor (seperti obor ) alat makan dan minum pun menggunakan alat yang masih tradisional seperti mug yang terbuat dari bambu.
Kunjungannya pun tidak bisa sembarangan, jika ingin berkunjung hari yang diizinkan untuk berkunjung adalah setiap hari senin, rabu, kamis dan minggu.
Sumber foto : google.com
Tidak seperti kampung naga yang sudah banyak dikunjungi wisatawan, kampung ini masih jarang dikunjungi. Namun ramai dikunjungi pada saat ada acara acara tertentu saja seperti acara tahun baru islam ( 1 Muharam) yang memang banyak dikunjungi oleh wisatawan terutama media massa yang datang untuk meliput.
Saya pun ingin ambil bagian dalam mempromosikan daerah pangalengan menjadi salah satu daerah tujuan wisata. Pernah atau bahkan saya bercerita sambil sedikit bercanda kepada teman dan orang tua bahwa cita cita saya ingin melihat pangalengan macet 😀😁. Tentu macet karna satu alasan yang jelas, bukan macet karna masalah lalu lintas tapi karna banyak nya arus kendaraan yang melintas ke daerah ini untuk berwisata. Kini saya mulai bisa lihat, setiap akhir pekan banyak mobil pribadi maupun kendaraan bermotor yang datang ke daerah pangalengan. Dengan ini berarti arus kendaraan mulai padat dan kemungkinan arus perputaran uang sedang terjadi disana.
Namun sayang, fasilitas penunjang masih belun banyak seperti hotel/tempat penginapan, rumah makan/restoran dan tempat menjual oleh oleh. Untuk rumah makan memang sudah ada beberapa yang dibuat tapi sayangnya masih sepi pengunjung. Tidak seperti derah lembang sana yang sudah sangat padat dengan fasilitas penunjang wisata.
Sayapun kini memberanikan diri membuka kedai makanan, bisa dibilang masih sangat sepi pengunjung seperti halnya rumah makan lainnya yang mungkin hanya ramai saat akhir pekan atau saat hari libur. Langkah kecil ini saya ambil berharap dapat menjadi awal saya melangkah lebih jauh kedepan. Menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah pangalengan. Meski memang langkah saya masih sangat awal tapi gambaran tentang wisata pangalengan yang terus bergerak maju sudah ada dalam bayangan.
Saya hanya bisa berjuang melalui bidang kuliner yang saya bisa. Dan itu sedang saya perjuangkan saat ini untuk pangalengan.
Minggu, 15 Mei 2016
Memang Engkau dilahirkan Menjadi Seorang Pendidik
Selamat Hari Pendidikan nasional…..
Tanggal 2 Mei diperingati sebagai
hari Pendidikan Nasional, tanggal 2 Mei merupakan tanggal lahir Ki Hajar
Dewantara. Pejuang pendidikan yang mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk
memajukan pendidikan di negeri ini. Namun selain tanggal 2 mei yang merupakan
tanggal bersejarah menurut saya pribadi, ada tanggal lain yang teramat istimewa
buat saya. Yakni tanggal 3 dan 8 Mei. Kenapa saya sebut hari istimewa karena di
dua tanggal tersebut lahir orang orang yang saya kenal luar biasa. Kedua Hari dimana Bapak dan Ibu saya lahir kedunia
ini. 2 sosok yang seprofesi yakni sebagai guru lahir di bulan yang sama dengan
sang pejuang pendidikan. Entah suatu kebetulan atau memang sudah menjadi
rencana dari Alloh SWT.
Ibu saya seorang pendidik yang
sudah kurang lebih 15 tahun berprofesi sebagai guru honorer, begitu panjang
perjuangan beliau untuk mendapatkan haknya secara layak selama belasan tahun
tersebut. Namun, beliau tak pernah patah semangat, sempat tidak diakui beberapa
tahun mengajar di sebuah sekolah menengah pertama karena cuti melahirkan, gaji
yang tidak selalu ada setiap bulannya. Ketika ada kesempatan ibu saya mengikuti
test CPNS 2 kali masih belum lulus juga, baliau sempat ragu untuk mengikuti
kembali Test CPNS , sudah lewat batas umur kata beliau. Memang ibu saya
mengikuti test disaat usia beliau hampir menginjak kepala 5 tapi dengan dorongan Bapak dan keluarga
beliau akhirnya mengikuti test CPNS kembali yang diadakan pemerintah tahun
2014. Alhamduliah, Alloh SWT melihat kerja keras perjuangan ibu, akhirnya
beliau lulus test CPNS dengan perhitungan masa kerja kurang lebih tinggal 10
tahun lagi.
Lain halnya dengan perjuangan
Bapak, beliau memiliki keberuntungan dibandingkan dengan ibu. Bapak begitu beres
sekolah keguruan (dulu SPG) langsung diangkat menjadi guru PNS. Selama kurang
lebih 20 tahun baliau sudah mendidik putra putri di daerah, membimbing satu
demi satu murid membaca dan menulis huruf menjadi rangkaian kata yang bisa
dibaca oleh para murid. Dimulai dari mengajar kelas 1 yang sangat membutuhkan
kesabaran tingkat tinggi karena tak jarang ada yang menangis dalam kegiatan
belajar mengajar hingga mengajar sampai kelas 6, di kelas 6 setiap akhir
caturwulan saat itu beliau sibuk mendaftarkan para murid untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Saya jadi terkenang waktu saya masih
bersekolah di Sekolah Dasar, meskipun satu sekolahan dengan Bapak, hampir tidak
satu kalipun saya menjadi murid beliau, suatu ketika saya berada di kelas
2 dan akan naik ke kelas 3 sedangkan beliau menjadi wali kelas 3 tapi di tiap
ajaran baru beliau selalu menghindar untuk menjadi wali kelas saya entah kenapa
saya saat itu belum terlalu mengerti. Namun setelah agak dewasa saya baru mengerti
beliau takut dikira membantu saya dalam hal nilai – nilai saat ujian sekolah.
14 tahun lalu, bapak dipindah
tugaskan ke daerah yang terpencil dan cukup jauh dari rumah. Dulu ke sekolah
waktu tempuh hanya 5 – 10 menit dengan berjalan kaki, kini harus menempuh ±
30 – 45 menit dengan berjalan kaki.
Bapak juga bercerita bagaimana
suka duka menjadi seorang pendidik di daerah yang terpencil, terkadang jika
musim hujan datang beliau harus berangkat lebih pagi dari biasanya karena pasti
waktu yang ditempuh dalam perjalanan menuju sekolah akan lebih lama, berangkat
dari rumah pun harus menggunakan sepatu boot yang tahan air dan licin sedangkan
sepatu kerja disimpan di sekolah.
Tahun 2002 silam, saat saya masih
menginjak kelas 6 saya, kawan – kawan
sekolah beserta guru – guru mengantarkan Bapak menuju tempat tugas barunya.
Selama perjalanan kami melewati sawah – sawah, ladang – ladang, milik penduduk
seitar. Jalan – jalan yang terjal, bebatuan serta licin itulah medan yang saya
lalui saat itu. Dan kini setelah saya menuntaskan pendidikan dan sudah mulai
bekerja, Bapak masih bertugas disana mungkin sudah terhitung 14 tahun.
Terkadang dalam hati kecil saya ingin bertanya, pak… apakah Bapak masih
semangat? Apakah Bapak masih sekuat dulu dalam menempuh perjalanan menuju
sekolah? Mengingat medan yang harus dilalui cukup rawan kecelakaan, kalaupun
menggunakan kendaraan bermotor ongkos perjalanan akan lebih mahal.
Tak pernah saya melihat gurat
rasa lelah di wajah beliau. Setiap hari minggu kalau tidak ke ladang pastilah
pergi kesekolah. Alasannya sederhana ingin menanam tanaman, memperbaiki saluran
air dan lain sebagainya.
Perjuangan, kerja keras, yang
dilakukan Bapak kini berbuah manis, telah diapresiasi oleh pemerintah daerah.
Alhamdulilah tanggal 26 Aprl 2016 kemarin Bapak mengikuti Lomba Kepala sekolah
berdedikasi dan berhasil menyabet juara ke 2 selama 2 tahun berturut – turut
yakni tahun 2015 dan 2016.
Selamat Pak….. ini hadiah ulang
tahun yang berharga dan kami sekeluarga bangga dengan semangat tak kenal lelah
yang Bapak tunjukkan untuk memajukan pendidikan di daerah.
Kamis, 03 Maret 2016
Karna jodoh itu istimewa, jemputlah “ia” dengan cara yang Istimewa…
“Jodoh
itu istimewa, maka perjalanan untuk menemukannya pun harus istimewa. Wajar bila
sempat ada rasa yang mengangkasa, ragu yang menderu, bahkan luka yang menganga
dalam liku menemukannya.” -Fu
Itulah sepenggal kata
kata yang sangat saya suka ciptaan Foezi Citra Cuaca ( -Fu) yang ada dalam buku
“Jodoh Dunia Akhirat”. Buku yang sering saya lihat ketika saya datang ke salah
satu toko buku terbesar di Bandung, Memang belum sempat saya membeli buku ini
karna belum ada niatan untuk ke jenjang pernikahan, Namun alhamdulilah memang
kalau rezeki ga akan kemana J melalui sahabat saya, saya diberi hadiah buku ini. Setelah hampir 1 tahun kami tidak
bertemu, saya akhirnya bisa kembali bersilaturahmi, membicarakan banyak hal dan
berdiskusi tentang target - target yang ingin dicapai.
Membicarakan masalah jodoh memang
tidak akan ada habisnya, Banyak yang berpendapat jodoh itu ibarat rezeki yang harus
kita ikhtiarkan serta kita jemput, orang
tua yang merestui dan Alloh SWT yang menjodohkan J. Siapa yang tidak mau
mendapatkan jodoh yang ideal, ideal disini menurut saya pribadi adalah sesuai
dengan kriteria yang kita inginkan. Misalnya, ada orang yang menyukai hiking/
naik gunung menginginkan pasangan yang menyukai hobi yang juga agar ada topik
pembicaraan yang sama atau bisa juga yang menginginkan pasangannya memiliki tujuan
hidup yang sama agar dalam mengarungi bahtera rumah tangga memiliki nilai –
nilai positif yang dicapai bersama.
Meskipun saya juga belum
berpengalaman dalam urusan perjodohan
a.k.a proses menuju pernikahan, Namun
saya sedikit terbantu dengan adanya buku ini, karna dalam buku ini dijelaskan
bagaimana gambaran kita “menjemput “ jodoh kita. Berikut ini saya paparkan
benang merah dari isi buku ini yang mudah mudahan bisa membantu kawan kawan
semua dalam proses menjemput jodoh dunia dan akhirat. Amiin…
Ada 3 hal di buku ini yang menjadi pokok utama dalam
menjemput jodoh diantaranya adalah
1.
Cleansing,
2.
Upgrading,
dan
3.
Selecting
Mari
saya jelaskan satu persatu isi dari ketiga hal diatas agar kita mengerti dan
paham ilmu dalam menjemput jodoh versi teh –Fu dan kang Canun, saya ceritakan
dengan bahasa saya sendiri dan sebagian berdasarkan kalimat yang ada di dalam
buku.
1.
Cleansing,
(Pembersihan diri dan jiwa)
Jodoh seperti tadi di
awal sudah saya kemukakan, seperti halnya rezeki yang harus diikhtiarkan. Yang selalu
jadi pertanyaan adalah sudah diikhtiarkan namun kenapa masih belum saja bertemu
dengan jodoh ? pasti itu yang ada di benak kawan kawan semua.
Ternyata ada hal hal
yang bisa menghambat kita bertemu dengan jodoh kita, maka dari itu kita harus
terlebih dahulu introspeksi diri apa yang terjadi dalam diri kita jangan jangan
ada yang salah atau ada hal lain yag menyebabkan kita sulit bertemu dengan
jodoh kita. Karna jodoh kita adalah cerminan diri kita. Maka dari itu penting
salah satunya adalah membersihkan diri kita dengan instrospeksi. Selain itu ada
hal lain yang harus kita lakukan dalam proses clensing ini yaitu menghapus dosa
orang lain. Orang lain disini diantaranya adalah orang orang yang berada
disekitaran kita yang masih ada di samping kita atau yang telah pergi. Yang
datang dengan cerita yang berbeda setiap orangnya, yang datang dengan cerita
bahagia dan terus bersama kita ada juga yang datang kemudian pergi meninggalkan
kita dengan berbagai alasan.
Patah hati berkali kali,
ditinggalkan tanpa alasan atau yang ditinggalkan menikah (hmmmm….) memang
sangat menyesakkan hati, tapi apa mau dikata jika takdir Alloh SWT memang
seperti itu. Tinggal kita saja yang harus berlapang dada memaafkan dosa serta
menghapus dosa orang lain yang yang telah menyakiti kita supaya jalan kita
dimudahkan untuk bertemu dengan orang yang tepat yang telah ditakdirkan oleh
sang Maha Cinta untuk mendampingi kita.
Setelah introspeksi diri, menghapus dosa orang lain
maka hal selanjutnya yang harus kita lakukan dalam proses cleansing ini adalah
berdamai dengan diri sendiri.
“ salah
satu ciri orang yang telah berdamai dengan masa lalunya adalah ia tak malu akan
masa lalunya tersebut. Ia mampu menceritakan masa lalunya dengan bahagia”
–Fu
& Canun
Seperti dikatakan _fu
& Canun bahwa orang yang telah berdamai dengan masa lalunya adalah orang
yang mampu menceritakan masa lalunya dengan bahagia. Terima apa yang telah
terjadi pada diri kita di masa lalu, seburuk apapun itu. Syukuri bahwa kejadian
dimasa lalu menjadikan kita seperti ini, memberikan banyak pelajaran berharga
yang menjadikan kita lebih dewasa di masa sekarang. Maafkan masa lalu baik yang
telah terjadi pada diri sendiri, orang tua, maupun orang lain yang telah
menyakiti kita. Lepaskan semua beban yang ada di pundak, siapkan amunisi kita
untuk melangkah maju ke depan saatnya manikmati hidup, berubah menjadi pribadi
yang lebih baik lagi dan selalu bergerak kea rah yang lebih baik.
2.
Upgrading
Upgrading diri sama
dengan perbaiki diri, memperbaiki diri agar jodoh kita sesuai dengan apa yang
kita inginkan. Bukankah jodoh itu cerminan diri kita sendiri? Maka kita harus fokus
memperbaiki diri kita. Tak usah galau kata anak zaman sekarang, bagaimana jodoh
kita, dimana gerangan sekarang masih bersembunyi J namun yang jelas
berdo’alah yang terbaik untuk jodoh kita untuk disegerakan bertemu dengannya.
Setelah membersihkan diri kita (cleansing) lalu melalui
proses upgrading maka aktifkan magnet jodohmu ! begitulah yang dikatakan oleh
–Fu dalam bukunya. Sang wanita jika sudah memiliki target pria yang disukainya harus bisa memberikan sinyal – sinyal cinta
kepada pria yang sudah diincarnya tentunya dengan batas – batas yang masih
wajar dan tidak berlebihan. Nah sang pria jika sudah menerima sinyal – sinyal
ini harus tahu apakah wanita ini mau dengannya atau tidak.
Adapun cara mengaktifkan magnet jodoh adalah dengan
menyamakan frekuensi jodohmu. Sebelum dijelaskan lebih lanjut, siapkan terlebih
dahulu kertas kosong dan alat tulis. Sudah ? jika sudah tolong tulis 5 sama sahabat terdekat
1.
……..
2.
……..
3.
………
4.
………..
5.
…………
Sekarang cek lima orang
terdekat apakah mereka semua sudah menikah? Bila kebanyakan mereka belum menikah,
bahkan ternyata semuanya belum menikah tentunya sekarang paham, mengapa anda
masih belum belum bertemu dengan jodoh anda karna ternyata potensi jodoh bisa
ditentukan oleh lingkungan sekitar.
Dalam proses upgrading, seperti halnya mengupgrade alat
elektronik agar bekerja lebih maksimal maka, upgrade diri sendiri pun sangat
penting seprti mengupgrade ilmu, skill, dan hati yang insya alloh nantinya,
kita akan menjadi orang yang memiliki pesona yang tertebar secara otomatis.
a.
Upgrade
your knowledge
Ilmu
adalah salah satu investasi yang sangat penting, tak hanya untuk urusan dunia
namun juga untuk urusan akhirat. Jika kita tidak memiliki ilmu yang cukup bia
jadi nantinya kita akan salah melangkah. Begitu juga dalah urusan menjemput
jodoh, kita harus sudah memiliki ilmu yang cukup. Banyak cara mendapatkan ilmu
pernikahan maupun ilmu menuju pernikahan dengan membaca buku bisa menjadi salah
satunya atau bisa juga dengan mengikuti workshop dan seminar menikah yang kini
sedang banyak diselenggarakan bagi pasangan – pasangan yang akan menuju gerbang
pernikahan. Tidak salahnya menikuti 1 atau 2 kali workshop pernikahan agar kita
mengetahui apa saja bekal ilmu yang harus dimiliki oelh calom suami dan calom
istri serta tantangan yang akan dihadapi setelah menikah.
Selain itu kita juga harus tahu ilmu
menjemput rezeki, dalam berumah tanggapastilah akan banyak dana yang harus
dikeluarkan, mulai dari persiapan hamil, persiapan melahirkan, sekolah anak,
biaya kesehatan, biaya bulanan , biaya tak terduga dan lain sebagainya. Maka
dari itu pasangan suami istri harus sudah ada komitmen dari awal siapa yang
akan mencari rezeki yang utama untuk keluarga. Apakah suami saja atau suami dan
istri hal ini bias dibicarakan di awal sebelum pernikahan agar tiak terjadi hal
hal yang tidak diinginkan.
Ilmu lain yang harus dimiliki oleh calon pasangan
suami istri adalah ilmu relationship, didalamnya ada komunikasi yang terjadi
antara suami dan istri. Karena ternyata banyak pasangan yang sudah menikah
bertahun – tahun memiliki komunikasi yang buruk dalam rumah tangganya, hal ini
nantinya akan menyebabkan munculnya masalah – masalah dalam area rumah tangga.
b.
Upgrade
your skill
Mengupgrade
skill/ menambah keahlian harus terus dilakukan apalagi untuk calon istri. Salah
satu keahlian dasar yang harus dimiliki adalah memasak. Walaupun tidak semua
perempuan rela berlama lama di dapur namun percayalah seorang suami dalam lubuk
hati yang paling dalam (aiiih…. J) menginginkan memiiki istri yang pintar
memasak. Karna akan menjadi suatu kebanggaan tersendiri yang dirasakan suami
jika ada kumpul keluarga/ kedatangan teman kantor disuguhi makanan buatan
sang istri. Maka dari itu terus lah
menambah skill baik bagi calon suami maupun calon istri agar masing – masing
pasangan akan merasa bangga dan beruntung memiliki suami dan istri yang pandai
dan ahli dalam suatu bidang tertentu.
c.
Upgrade
your heart
Persiapan
menuju pernikahan tak hanya materi semata namun seperti yang dijelaskan diatas
banyak ilmu yang mendukung keberlangsungan menjemput jodoh yang baik.
Kedewasaan hati, pikiran serta mental pun menjadi hal yang sangat penting dalam
persiapan membangun rumah tangga. Harus saling mengisi antara suami dan istri,
saling melengkapi maka kedewasaan tiap pribadi menjadi faktor penting dalam
membangun keluarga yang bahagia dunia dan akhirat.
3.
Selecting
Menikah layaknya
mengarungi arus kehidupan berdua, yang satu menjadi nahkoda dan yang lain
menjadi penumpang yang siap membantu nahkoda berlayar menuju “pulau impian”. Memiliki
visi dan misi pernikahan menjadi hal yang penting karena nantinya akan kemana
perjalanan rumah tangga akan dibawa? Murut the –Fu dan kang Canun visi dan misi
pernikahan mereka sebut “Cita – Cinta pernikahan” cita – cinta pernikahan adalah cita – cita
yang diperjuangkan setelah terucap akad nikah. Selama masih pranikah/ saling
mengenal perbanyaklah berdiskusi tentang visi dan misi menikah nantinya.
Bagaimana kehidupan ke depannya, mau tinggal dimana, mau bekerja seperti apa,
dan lain sebagainya. Dalam proses ini biasanya yang melakukan proses ta’aruf
memberikan biodata pribadi beserta uraian mengenai pribadi, keluarga dan visi
misi pernikahan. Hal ini seperti portofolio kita yang menjadi gambaran
bagaimana pendapat masing masing pihak mengenai urusan rumah tangga.
Proses selecting adalah proses akhir dari pencarian jodoh
(ehem…. J), dalam proses ini
kita harus melalui beberapa tahapan diantaranya adalah mengenali diri sendiri,
mengenali pasangan, saling melengkapi dengan pasangan. Hal hal tersebut harus
digaris bawahi mengingat sudah beberapa proses diatas yang sudah dilalui dalam menjemput
jodoh.
Untukmu Calon Imamku…..
Untukmu .. Perkenalkan, aku
seorang perempuan biasa yang mengingingkan mu.. menginginkanmu untuk menjadi
imamku, mengajariku , menuntunku..
Perkenalkan, aku seorang
perempuan lemah yang menginginkanmu.. menginginkanmu untuk menguatkan aku saat
ku terjatuh, memegang tanganku dan tak pernah melepaskannya..
Perkenalkan, aku seorang
perempuan tak sempurna yang menginginkanmu.. menginginkanmu untuk menjadi
penyempurna separuh agamaku..
Datang dan lengkapi hidupku ..
Karna aku ingin menjadi seorang
yang sempurna bersamamu, menjalani arus hidup yang pasti tak akan sanggup aku
jalani seorang diri.
Datang dan lengkapi hidupku ..
Karna aku ingin menjadi seorang
ibu yang bisa membesarkan anak – anak yang soleh dan solehah tentu dengan
adanya engkau yang selalu ada disisiku..
Datang dan lengkapi hidupku..
Karna aku ingin.. aku ingin… aku
ingin.. engkau yang selalu kusebut namanya dalam setiap doa’ku, menyebut namaku
juga dalam setiap do’amu.
_Riyani Uzi_
Langganan:
Postingan (Atom)