Selamat Hari Pendidikan nasional…..
Tanggal 2 Mei diperingati sebagai
hari Pendidikan Nasional, tanggal 2 Mei merupakan tanggal lahir Ki Hajar
Dewantara. Pejuang pendidikan yang mengorbankan seluruh jiwa dan raganya untuk
memajukan pendidikan di negeri ini. Namun selain tanggal 2 mei yang merupakan
tanggal bersejarah menurut saya pribadi, ada tanggal lain yang teramat istimewa
buat saya. Yakni tanggal 3 dan 8 Mei. Kenapa saya sebut hari istimewa karena di
dua tanggal tersebut lahir orang orang yang saya kenal luar biasa. Kedua Hari dimana Bapak dan Ibu saya lahir kedunia
ini. 2 sosok yang seprofesi yakni sebagai guru lahir di bulan yang sama dengan
sang pejuang pendidikan. Entah suatu kebetulan atau memang sudah menjadi
rencana dari Alloh SWT.
Ibu saya seorang pendidik yang
sudah kurang lebih 15 tahun berprofesi sebagai guru honorer, begitu panjang
perjuangan beliau untuk mendapatkan haknya secara layak selama belasan tahun
tersebut. Namun, beliau tak pernah patah semangat, sempat tidak diakui beberapa
tahun mengajar di sebuah sekolah menengah pertama karena cuti melahirkan, gaji
yang tidak selalu ada setiap bulannya. Ketika ada kesempatan ibu saya mengikuti
test CPNS 2 kali masih belum lulus juga, baliau sempat ragu untuk mengikuti
kembali Test CPNS , sudah lewat batas umur kata beliau. Memang ibu saya
mengikuti test disaat usia beliau hampir menginjak kepala 5 tapi dengan dorongan Bapak dan keluarga
beliau akhirnya mengikuti test CPNS kembali yang diadakan pemerintah tahun
2014. Alhamduliah, Alloh SWT melihat kerja keras perjuangan ibu, akhirnya
beliau lulus test CPNS dengan perhitungan masa kerja kurang lebih tinggal 10
tahun lagi.
Lain halnya dengan perjuangan
Bapak, beliau memiliki keberuntungan dibandingkan dengan ibu. Bapak begitu beres
sekolah keguruan (dulu SPG) langsung diangkat menjadi guru PNS. Selama kurang
lebih 20 tahun baliau sudah mendidik putra putri di daerah, membimbing satu
demi satu murid membaca dan menulis huruf menjadi rangkaian kata yang bisa
dibaca oleh para murid. Dimulai dari mengajar kelas 1 yang sangat membutuhkan
kesabaran tingkat tinggi karena tak jarang ada yang menangis dalam kegiatan
belajar mengajar hingga mengajar sampai kelas 6, di kelas 6 setiap akhir
caturwulan saat itu beliau sibuk mendaftarkan para murid untuk melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Saya jadi terkenang waktu saya masih
bersekolah di Sekolah Dasar, meskipun satu sekolahan dengan Bapak, hampir tidak
satu kalipun saya menjadi murid beliau, suatu ketika saya berada di kelas
2 dan akan naik ke kelas 3 sedangkan beliau menjadi wali kelas 3 tapi di tiap
ajaran baru beliau selalu menghindar untuk menjadi wali kelas saya entah kenapa
saya saat itu belum terlalu mengerti. Namun setelah agak dewasa saya baru mengerti
beliau takut dikira membantu saya dalam hal nilai – nilai saat ujian sekolah.
14 tahun lalu, bapak dipindah
tugaskan ke daerah yang terpencil dan cukup jauh dari rumah. Dulu ke sekolah
waktu tempuh hanya 5 – 10 menit dengan berjalan kaki, kini harus menempuh ±
30 – 45 menit dengan berjalan kaki.
Bapak juga bercerita bagaimana
suka duka menjadi seorang pendidik di daerah yang terpencil, terkadang jika
musim hujan datang beliau harus berangkat lebih pagi dari biasanya karena pasti
waktu yang ditempuh dalam perjalanan menuju sekolah akan lebih lama, berangkat
dari rumah pun harus menggunakan sepatu boot yang tahan air dan licin sedangkan
sepatu kerja disimpan di sekolah.
Tahun 2002 silam, saat saya masih
menginjak kelas 6 saya, kawan – kawan
sekolah beserta guru – guru mengantarkan Bapak menuju tempat tugas barunya.
Selama perjalanan kami melewati sawah – sawah, ladang – ladang, milik penduduk
seitar. Jalan – jalan yang terjal, bebatuan serta licin itulah medan yang saya
lalui saat itu. Dan kini setelah saya menuntaskan pendidikan dan sudah mulai
bekerja, Bapak masih bertugas disana mungkin sudah terhitung 14 tahun.
Terkadang dalam hati kecil saya ingin bertanya, pak… apakah Bapak masih
semangat? Apakah Bapak masih sekuat dulu dalam menempuh perjalanan menuju
sekolah? Mengingat medan yang harus dilalui cukup rawan kecelakaan, kalaupun
menggunakan kendaraan bermotor ongkos perjalanan akan lebih mahal.
Tak pernah saya melihat gurat
rasa lelah di wajah beliau. Setiap hari minggu kalau tidak ke ladang pastilah
pergi kesekolah. Alasannya sederhana ingin menanam tanaman, memperbaiki saluran
air dan lain sebagainya.
Perjuangan, kerja keras, yang
dilakukan Bapak kini berbuah manis, telah diapresiasi oleh pemerintah daerah.
Alhamdulilah tanggal 26 Aprl 2016 kemarin Bapak mengikuti Lomba Kepala sekolah
berdedikasi dan berhasil menyabet juara ke 2 selama 2 tahun berturut – turut
yakni tahun 2015 dan 2016.
Selamat Pak….. ini hadiah ulang
tahun yang berharga dan kami sekeluarga bangga dengan semangat tak kenal lelah
yang Bapak tunjukkan untuk memajukan pendidikan di daerah.